Di tengah ramainya kontroversi akibat mundurnya belasan musisi dari Pestapora 2025 karena isu sponsor PT Freeport Indonesia, Kunto Aji justru memilih langkah berbeda.
Penyanyi yang dikenal dengan lagu-lagu penuh pesan sosial ini tetap naik panggung pada Sabtu (6/9/2025).
Namun, penampilannya bukan sekadar hiburan musik, melainkan menjadi simbol perlawanan sekaligus kemenangan seniman.
Mukai jadi menjadikan panggung sebagai tempat orasi sampai memberikan stage-nya pada komunitas peduli isu iklim.
Suara.com - Yuk simak deretan momen penting Kunto Aji ubah panggung Pestapora jadi mimbar orasi saat tampil di Sat Set Stage berikut ini.
1. Tetap Tampil di Tengah Kontroversi
Saat banyak musisi memutuskan mundur, penyanyi Kunto Aji hadir sebagai salah satu yang tetap tampil.
Keputusan Kunto Aji untuk tempat berdiri di panggung ini tentu bukan tanpa alasan.
Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut justru menjadi bentuk dukungan kepada penyelenggara dan penonton yang tetap hadir di tengah situasi sulit.
Baca Juga: Sukatani Umumkan Konser Pengganti Usai Batal Tampil di Pestapora
Baginya, panggung kali ini bukan hanya milik dirinya, tetapi juga seluruh komunitas musik yang tengah menghadapi ujian.
Sehingga Kunto Aji pun memutuskan untuk tempat tampil dan berdiri di tengah panggung di hadapan para penonton.
2. Orasi Setelah Membawakan Dua Lagu
Setelah membuka penampilannya dengan dua lagu, Jakarta Jakarta dan Perjalanan Menawar Racun, Kunto Aji menghentikan musik.
Kunto Aji yang manggung di Sat Set Stage lantas buka suara di harapan penonton yang tetap hadir pada acara musik tersebut.
Kunto Aji mengakui adanya perasaan campur aduk yang menyelimuti para musisi saat itu.
Menurutnya ada campuran emosi mulai dari marah, kecewa, hingga sedih atas masalah yang terjadi saat itu.
Namun, ia menegaskan bahwa polemik ini jangan sampai membuat komunitas musik saling menyerang.
“Musuh kita masih sama,” tegas Kunto Aji dalam orasinya di atas panggung Pestapora.
3. Memberi Panggung untuk Gerakan Musik dan Iklim
Salah satu momen paling mengejutkan adalah ketika Kunto Aji menyerahkan panggungnya kepada perwakilan Music Declares Emergency Indonesia.
Ya, Kunto Aji memberikan panggung yang harusnya jadi tempatnya bernyanyi untuk gerakan yang fokus pada isu krisis iklim itu.
Kunto memanggil Gina dan Endah dari Endah N Rhesa untuk berbicara langsung di hadapan penonton.
Tindakan ini menunjukkan bahwa panggung musik bisa menjadi medium solidaritas sekaligus ruang perjuangan untuk isu yang lebih luas.
Tak ayal aksi tak terduga Kunto Aji itu pun menjadi viral dan sorotan publik hingga banjir pujian dari netizen.
4. Sponsor Kontroversial Resmi Dibatalkan
Dalam orasinya, Gina mengungkapkan bahwa para musisi sudah bergerak di belakang layar setelah mengetahui keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai sponsor.
Mereka menemui Direktur Pestapora, Kiki Aulia Ucup, untuk mendesak pembatalan kerjasama dan disambut positif.
Pihak festival akhirnya resmi menghentikan kemitraan dengan PT Freeport Indonesia.
Keputusan ini dianggap sebagai kemenangan besar karena menunjukkan bagaimana suara kolektif musisi mampu menggoyahkan sponsor sebesar itu.
5. Pesan Penutup yang Menggema
Momen penampilan Kunto Aji diakhiri dengan pesan kuat dari Gina yang menegaskan komitmen seniman untuk terus menyuarakan isu lingkungan.
Kalimat “Tidak ada musik di planet yang mati” menjadi penutup yang menggetarkan hati penonton.
Pesan tersebut sekaligus mengingatkan bahwa musik dan kehidupan tidak bisa dipisahkan, serta menjadi simbol semangat perjuangan para musisi untuk masa depan yang lebih baik.
Penampilan Kunto Aji di Pestapora 2025 dikenang bukan hanya karena kualitas musiknya, tetapi juga keberaniannya menjadikan panggung sebagai sarana perlawanan.
Keputusan tetap tampil di tengah kontroversi, berbagi panggung dengan gerakan sosial, hingga ubah panggung jadi mimbar orasi Kunto menjadi catatan penting di dunia festival musik.
Kontributor : Safitri Yulikhah
Berita Terkait
-
Sheila On 7 di Pestapora 2025: Kami Datang untuk Bergembira Bersama Kalian
-
Nadin Amizah Tetap Naik Panggung Pestapora 2025: Perjuangan Itu Beda-Beda
-
Arie Kriting Galau Tanggapi Musisi Batal Manggung di Pestapora: Takut Dimarahin
-
Reaksi Cerdas Sal Priadi Hadapi Kontroversi Pestapora: Bakal Donasikan Keuntungan untuk Krisis Iklim
-
Sheila On 7 Tetap Tampil di Pestapora: Kami Ingin Bergembira dengan Kalian
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Sinopsis The Legend of Aang: The Last Airbender, Tampilkan Aang Versi Dewasa
-
4 Fakta Menarik Film Merias Mayat yang Bakal Tayang 2026, Reza Rahadian Jadi Jenazah
-
Rating Drama Korea Pro Bono dan Surely Tomorrow Bersaing, Mana yang Lebih Seru?
-
Renegades: Tim Navy SEALs Nekat Curi Emas Nazi 27 Ton di Dasar Danau, Malam Ini di Trans TV
-
Danur: The Last Chapter Tayang 2026, Prilly Latuconsina Hadapi Teror Terakhir Bareng Zee Asadel
-
Gandeng Dua Maestro Legendaris Malaysia, Puspa Indah Hidupkan Kembali Hits "Madah dan Kerenah"
-
Ngidam Sultan Ala Lesti Kejora, Mau Bangun Restoran Hingga Rumah Bersalin
-
Deretan Serial dan Film Marvel yang Bertema Natal, Mana Favoritmu?
-
10 Tahun Setia Jadi Risa di Danur, Ini Alasan Prilly Latuconsina Tolak Banyak Tawaran Film Horor
-
Era Sinetron Belum Mati, Loyalitas Ibu-Ibu di Daerah Jadi Penolong