Entertainment / Gosip
Sabtu, 13 September 2025 | 16:45 WIB
Mandra [Sumarni/Suara.com]

Suara.com - Komedian senior Mandra melontarkan kritik tajam terhadap etos kerja sebagian artis masa kini.

Ia menyoroti perbedaan mencolok antara profesionalisme aktor zaman dulu dengan generasi sekarang yang dinilainya kurang persiapan.

Menurut bintang sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" ini, ada artis yang datang ke lokasi syuting tanpa memahami dialog atau peran yang akan mereka mainkan.

"(Artis sekarang) Nyampe di lapangan ya, 'Saya ngomong apa ya? Dialognya mana ya?' Lu ngapain kemari?" sindir Mandra dengan gaya khasnya dalam video yang diunggah di laman Instagram FYP Trans 7 pada Sabtu, 13 September 2025.

Kondisi ini, menurut Mandra sangat kontras dengan dedikasi para aktor legendaris yang pernah bekerja bersamanya, seperti almarhum W.D. Mochtar dan Benyamin Sueb.

Komedian 60 tahun ini kemudian mengenang betapa sakralnya sebuah naskah bagi para seniman di eranya.

Mandra lantas menceritakan pengalaman tak terlupakan bersama almarhumah Aminah Cendrakasih, pemeran Mak Nyak di sinetron Si Doel Anak Sekolah.

Suatu ketika, Aminah kehilangan naskah pribadinya dan mengancam tidak akan mau syuting sebelum naskah itu ditemukan.

"Aminah dah contohnya, almarhum lupa naruh naskahnya di mana, setelah salat apa dia lupa di mana. Itu dia nggak bakal mau syuting kalau naskahnya nggak belum ketemu lagi," kenang Mandra.

Baca Juga: Sejuta Penonton, Seharusnya Bisa Lebih untuk Film Nasionalisme yang Membumi

Meskipun Mandra menawarkan naskah pengganti yang isinya sama persis, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh almarhumah.

"'Nggak apa-apa gua gantiin, ini aja nih, sama kan?' 'Nggak mau'," tuturnya.

Ternyata, ada alasan mendalam di balik penolakan tersebut.

Mandra menjelaskan bahwa aktor zaman dulu menerima naskah jauh-jauh hari, bahkan bisa sampai dua bulan sebelum syuting dimulai. Waktu itu mereka gunakan untuk benar-benar mendalami karakter.

"Karena naskah itu yang dia punya, kalau dulu itu kan dua bulan sebelumnya, pada umumnya paling cepet, udah dikasih ke beberapa pemain," jelas Mandra.

Bagi mereka, naskah bukan sekadar hafalan, melainkan sebuah "buku kerja" tempat mereka memberikan catatan dan melakukan pendalaman karakter. Inilah yang membedakan dedikasi mereka.

"Bukan cuman hafal, dia punya PR di situ masing-masing," pungkasnya.

Tag

Load More