Suara.com - Jennifer Garner dikenal sebagai salah satu aktris Hollywood yang kerap memerankan tokoh jagoan dengan laga aksi yang memikat.
Pada Senin (15/9/2025) malam ini pukul 23.00 WIB di Trans TV, aksi Jennifer Garner akan tersaji lewat film berjudul Peppermint.
Peppermint menandai kembalinya Jennifer Garner ke genre aksi sebagai pemeran utama, sebuah peran yang mengingatkan pada masa kejayaannya di serial Alias.
Namun, Peppermint bukan sekadar film aksi biasa; film garapan sutradara Pierre Morel ini adalah eksplorasi brutal tentang duka, kegagalan sistem hukum, dan batas-batas keadilan pribadi.
Sinopsis: Perjalanan Balas Dendam Riley North
Peppermint memperkenalkan kita pada Riley North (Jennifer Garner), seorang ibu rumah tangga biasa di Los Angeles yang hidupnya hancur dalam sekejap.
Suami dan putrinya dibunuh secara brutal oleh anggota kartel narkoba di depan matanya saat merayakan ulang tahun putrinya di sebuah karnaval.
Nama Peppermint sendiri mengacu pada rasa es krim yang dimakan putrinya sesaat sebelum tragedi itu terjadi, sebuah detail kecil yang menghantui dan menjadi simbol pemicu balas dendamnya.
Setelah selamat dari serangan tersebut, Riley berupaya mencari keadilan melalui jalur hukum, mengidentifikasi para pembunuh.
Baca Juga: Maryam Asli Ungkap Harapan di Balik Film Horor Kisah Nyata yang Diangkat ke Layar Lebar
Namun, sistem hukum yang korup, mulai dari hakim hingga pengacara, memastikan para pelaku bebas tanpa hukuman.
Merasa dikhianati dan putus asa, Riley menghilang selama lima tahun. Ketika ia kembali, ia bukan lagi ibu rumah tangga yang sama.
Ia telah bertransformasi menjadi seorang vigilante yang terlatih, bersenjata lengkap, dan bertekad untuk membalas dendam pada setiap individu yang bertanggung jawab atas kematian keluarganya dan kegagalan keadilan, termasuk para pembunuh, pengacara, dan hakim yang terlibat.
Dua detektif (John Ortiz dan John Gallagher Jr.) serta seorang agen FBI (Annie Ilonzeh) melacak pembunuhan berantai ini, namun misi Riley yang heroik di mata publik membuatnya menjadi sosok "pahlawan rakyat" di media sosial.
Ulasan Kritis: Aksi yang Memecah Belah
Meskipun premisnya menjanjikan, Peppermint menerima ulasan yang sebagian besar negatif dari para kritikus.
Film ini sering digambarkan sebagai jelek, tidak koheren, dan bermasalah, serta penuh klise yang mengingatkan pada film-film aksi kuno.
Salah satu kritik paling menonjol adalah kurangnya orisinalitas dan pengembangan karakter yang dangkal.
Banyak kritikus merasa bahwa film ini terlalu terburu-buru untuk menampilkan adegan balas dendam tanpa mengeksplorasi perjalanan Riley selama lima tahun transformasinya menjadi seorang pejuang.
Aspek lain yang memicu kontroversi adalah penggambaran karakter. Film ini dikritik karena sensitivitas rasial yang rendah, dengan hampir semua penjahat digambarkan sebagai kartel narkoba Latin.
Meskipun demikian, penampilan Jennifer Garner mendapat beberapa pujian.
Para kritikus mengakui komitmennya terhadap peran tersebut, dengan IndieWire mencatat bahwa Garner menyalurkan keadilan vigilante-nya dengan pesona yang mudah.
Ia disebut jangkar film yang berjuang melalui kebrutalan dengan martabat, dan kemampuannya untuk menunjukkan kilasan kemanusiaan sisa karakternya, di tengah kekacauan memberikan dimensi pada cerita.
Namun, bahkan dengan upaya Garner, banyak yang merasa bahwa ia pantas mendapatkan materi yang lebih baik.
Peppermint adalah film yang berani dalam temanya tetapi kurang dalam eksekusi, terjebak dalam klise genre aksi balas dendam.
Meskipun Jennifer Garner memberikan penampilan yang solid dalam peran yang menuntut fisik, film ini gagal untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi ceritanya, menyisakan pertanyaan tentang keadilan, moralitas, dan bagaimana sebuah film aksi dapat mengatasi isu-isu sosial dengan lebih bijak.
Bagi penggemar aksi murni dan mereka yang merindukan Jennifer Garner dalam peran badass, Peppermint mungkin menawarkan hiburan sesaat, tetapi sebagai sebuah karya sinematik, ia meninggalkan banyak hal yang diinginkan.
Berita Terkait
-
Maryam Asli Ungkap Harapan di Balik Film Horor Kisah Nyata yang Diangkat ke Layar Lebar
-
Bel Canto: Ketika Teroris Jatuh Cinta pada Opera, Malam Ini di Trans TV
-
Malam Ini di Trans TV: Robin Hood Versi Taron Egerton, Layak Ditonton Meski Dikritik?
-
7 Fakta Menarik Film Perempuan Pembawa Sial, Dijamin Bikin Merinding!
-
Sinopsis Film Tukar Takdir: Nicholas Saputra Jadi Satu-Satunya Korban Selamat Kecelakaan Pesawat
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Tak Lekang oleh Waktu, Persahabatan Doyok dan Kadir Kembali Bersinar Lewat penghargaan Terbaru
-
Miskah Shafa Alami Robekan Parah Saat Melahirkan, Dapat 20 Jahitan Lebih
-
Kalina Oktarani Jualan Es Teler untuk Biaya Hidup di Masa Tua
-
Imbas Dituding Laporkan Sherina Munaf, Cinta Kuya Kena Mental Dibilang Tak Tahu Diri
-
Cillian Murphy Resmi Patahkan Harapan Penggemar, Tolak Warisi Jubah Voldemort
-
Kim Da Mi jadi Peneliti AI sekaligus Emak-emak di Teaser The Great Flood
-
Bayar Wisuda Rp1,1 Juta, Mahasiswi UI Review Jujur Snack Box yang Tak Sesuai Ekspektasi
-
5 Fakta Kisruh Ferry Irwandi vs TNI: Kok Bisa Berakhir Damai?
-
Sherina Munaf Akhirnya Kembalikan 5 Kucing Uya Kuya Usai Diselamatkan
-
Sinopsis Serial American Primeval, Pantas Dikasih Rating Dewasa di Netflix