Entertainment / Gosip
Minggu, 02 November 2025 | 18:35 WIB
Orang tua Jerome Polin, Marojahan Sijabat dan Chrissie Rahmeinsa (Instagram/chrissie025)

Suara.com - Chrissie Rahmeinsa, ibu dari YouTuber Jerome Polin, menceritakan kisah cintanya dengan sang suami, Marojahan Sintong Sijabat, yang belum lama ini meninggal dunia akibat sakit.

Dalam acara Ibadah Penghiburan yang digelar pada Sabtu (1/11/2025), ia mengenang perjalanan panjang hubungan mereka yang penuh perjuangan dan ketulusan.

“Saya bertemu dengan suami saya, dia adalah cinta pertama saya, dan saya adalah cinta pertamanya juga,” tutur Chrissie dari video yang diunggah kanal YouTube Jehian PS pada Sabtu (1/11/2025)

Ia menjelaskan bahwa kisah cinta mereka berawal sejak duduk di bangku SMA, sejak itu keduanya memutuskan berpacaran hingga sembilan tahun lamanya.

“Kami bertemu di SMA, kami teman SMA, kami berpacaran selama sembilan tahun itu LDR karena Pak Marojahan kuliah di Malang selama empat tahun, dan setahunnya praktik di Kalimantan,” kenangnya.

Jarak yang memisahkan mereka tak menghalangi cinta yang tumbuh di antara keduanya, meski komunikasi pada masa itu sangat terbatas.

“Bapak ibu bisa bayangkan zaman itu, 30 tahun lalu itu tidak ada WA call, tidak ada chat, tidak ada apapun yang bisa langsung kita bercakap-cakap,” ujarnya.

Meski sangat memperjuangkan hubungan tersebut hingga bertahun-tahun, namun ternyata hubungan itu tidak mendapat restu dari orang tua Chrissie.

Baca Juga: Jerome Polin Berduka, Ayahnya Tutup Usia karena Komplikasi Paru dan Usus

“Kami LDR-an pakai surat-suratan, rasanya hari menerima surat tuh hari yang penuh kegembiraan, tapi hubungan kami itu tidak disetujui orang tua saya,” kata Chrissie.

Ia kemudian menjelaskan alasan mengapa hubungan mereka sempat ditentang oleh orang tuanya.

“Saya beri dua alasan lah, alasan pertama itu karena perbedaan suku,” katanya.

Orang tua Jerome Polin, Chrissie Rahmeinsa dan Marojahan Sijabat (Instagram/chrissie025)

Selain perbedaan suku, hubungan tersebut ditentang karena orang tua khawatir calon menantunya itu tidak bisa menafkahi sang anak dengan layak karena profesinya sebagai pendeta.

“Terus yang kedua itu, ayah saya bilang menikah dengan seorang hamba Tuhan itu nanti kamu mau dikasih makan apa? mau dibacain kitab kejadian hari pertama, besoknya di kitab Mazmur,” lanjutnya sambil tertawa.

Namun semua rintangan itu tak membuat mereka menyerah hingga akhirnya mereka bersatu dalam pernikahan.

Load More