-
JAFF 2025 sukses besar dengan lebih dari 30.000 penonton, menjadikannya edisi terbesar sepanjang sejarah festival.
-
Film Becoming Human karya Polen Ly meraih Golden Hanoman sebagai penghargaan tertinggi di JAFF ke-20.
-
Festival ini menegaskan komitmen pada regenerasi, keberlanjutan ekosistem sinema Asia, serta pentingnya pengarsipan film.
Suara.com - Rangkaian acara Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 resmi berakhir dengan capaian monumental di edisi ke-20 pada Sabtu (6/12/2025) di Empire XXI Yogyakarta.
Festival film yang telah berjalan dua dekade ini menutup rangkaian acaranya dengan penobatan film Becoming Human karya Polen Ly sebagai penerima Golden Hanoman, penghargaan tertinggi JAFF.
Dua Dekade Perayaan Sinema Asia
Tahun ini JAFF mencatat lebih dari 30.000 penonton, menjadikannya edisi terbesar sepanjang sejarah festival.
Direktur JAFF, Ifa Isfansyah, menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang kebersamaan dan keberlanjutan ekosistem film.
“Dua dekade JAFF adalah tentang kebersamaan, perayaan, dan saling percaya. Ke depan, tantangannya semakin besar, bagaimana kita memikirkan keberlanjutan ekosistem film di tengah perubahan lanskap media dan digital,” ujar Ifa saat konferensi pers di Artotel Bianti, Yogyakarta.
Ifa juga menekankan pentingnya pengarsipan film sebagai langkah menjaga warisan sinema.
“Kita perlu duduk bersama, berbicara lagi, dan memikirkan ulang kebutuhan pertumbuhan ekosistem film kita di masa depan, khususnya pengarsipan film,” tambahnya.
Festival Paling Dinamis
Baca Juga: Nadya Arina Ungkap Tantangan Jadi Korban Love Bombing Jerome Kurnia di Film Penerbangan Terakhir
Selama delapan hari, JAFF ke-20 telah menayangkan 227 film dari 43 negara, termasuk 27 world premiere dan 87 Indonesian premiere.
Festival ini juga menggelar 47 diskusi, forum, dan public lecture dengan kehadiran ratusan pembuat film, lebih dari 100 media, serta dukungan 78 mitra.
Komitmen JAFF terhadap talenta baru dan sutradara perempuan terlihat jelas dengan hadirnya karya dari 34 sutradara debut dan 63 sutradara perempuan.
Direktur Program JAFF, Alexander Matius, menyoroti antusiasme penonton yang luar biasa.
“Banyak diskusi berlangsung hingga dini hari dengan penonton yang tetap bertahan penuh semangat. Ini pengalaman luar biasa yang jarang terjadi,” ungkap Alexander.
JAFF juga menegaskan komitmennya sebagai festival berbasis kerelawanan. Keterlibatan generasi muda dalam tim penyelenggara menjadi sinyal positif untuk masa depan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Sinopsis Film My Crazy Feminist Girlfriend, Comeback Mei Nagano yang Tuai Kontroversi
-
Sinopsis 13 Days 13 Nights, Film Berlatar Perang Amerika vs Taliban
-
Tiket Nonton Film Qorin 2 di Bioskop Sudah Bisa Dibeli, Ada Promo Buy 1 Get 1
-
Jelang Usia 30 Tahun, Prilly Latuconsina Akui Tak Percaya Diri dengan Flek Wajah Hingga Bekas Cacar
-
Wajahnya Disebut Terlalu Putih, Anak Pengungsi di Tamiang Ketakutan Lihat Zaskia Adya Mecca
-
Siapa Cocona? Rapper XG Ungkap Identitas sebagai Transmaskulin Non-Biner
-
Diceramahi Netizen, Ini Alasan Azizah Salsha Tak Berkerudung Saat Melayat Mantan Ayah Mertua
-
Azizah Salsha Datangi Rumah Duka Ayah Pratama Arhan di Blora, Kehadirannya Tuai Sorotan
-
Hari Ini Terakhir! Serbu Promo Beli 1 Gratis 1 Film Ozora di Bioskop
-
Tayang di JAFF 2025, Film 'Kuyank' Kisahkan Horor Legendaris dengan Sentuhan Budaya Asli Kalimantan