Entertainment / Film
Minggu, 07 Desember 2025 | 15:25 WIB
Pemutaran perdana film Kuyank di JAFF 2025 (Suara.com/Rosiana)
Baca 10 detik
  • Film Kuyank menjadi prekuel resmi Saranjana: Kota Gaib dan diputar perdana di JAFF ke-20.

  • Mengangkat urban legend kuyang, film ini diproduksi sepenuhnya di Kalimantan dengan bahasa dan talenta lokal.

  • Selain horor, Kuyank menghadirkan drama keluarga dan tekanan adat, dengan produksi visual lebih besar dan CGI premium.

Suara.com - Semesta horor "Saranjana: Kota Gaib" kembali diperluas dengan hadirnya film terbaru berjudul "Kuyank". Prekuel resmi ini diputar perdana dalam Special Screening Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-20 pada Sabtu (6/12/2025).

Disutradarai oleh Johansyah Jumberan, sineas asal Kalimantan Selatan, "Kuyank" mengangkat salah satu urban legend paling terkenal di masyarakat Kalimantan, yakni ilmu kuyang.

Film ini tidak hanya menyajikan teror, tetapi juga menghadirkan pendekatan budaya yang kuat melalui riset mendalam dan proses produksi yang sepenuhnya dilakukan di Kalimantan.

Untuk menjaga keaslian atmosfer, proses syuting dilakukan 100% di berbagai lokasi Kalimantan dengan penggunaan 50 persen Bahasa Banjar. Keterlibatan talenta lokal menjadi kekuatan tersendiri, mulai dari aktor hingga kreator.

Musisi Jeff Banjar pun kembali dipercaya menciptakan soundtrack dalam Bahasa Banjar, setelah lagunya di Saranjana viral secara nasional.

Selain talenta lokal, "Kuyank" juga diperkuat oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Rio Dewanto, Barry Prima, Jollene Marie, Ochi Rosdiana, Dayu Wijanto, Ananda George, hingga Hazman Al Idrus.

Pemutaran perdana film Kuyank di JAFF 2025 (Suara.com/Rosiana)

Lebih dari Sekadar Horor

Di balik teror, "Kuyank" menyimpan drama emosional tentang perjuangan seorang perempuan mempertahankan rumah tangganya di tengah tekanan adat, budaya, keluarga, serta ancaman gaib.

Perpaduan horor, drama, dan budaya membuat film ini hadir sebagai pengalaman sinema yang lebih kaya, bukan sekadar tontonan horor.

Baca Juga: Film Horor Indonesia Tak Pernah Mati: Daya Tarik Budaya Mistis dan Takhayul

Dibanding pendahulunya, "Kuyank" diproduksi dengan skala lebih besar, terutama pada pengerjaan visual dan efek gaib.

Efek CGI digarap oleh LMN Studio, salah satu studio VFX terbaik di Indonesia yang berpengalaman menangani film nasional maupun internasional.

Sentuhan visual ini diharapkan menghadirkan sosok kuyang yang lebih nyata, mencekam, dan berkualitas tinggi, sekaligus mengangkat standar film horor lokal ke level premium.

Pemutaran perdana di JAFF ke-20 menjadi langkah penting bagi "Kuyank" sebagai karya yang mengangkat kekayaan budaya Kalimantan ke panggung internasional.

Setelah debutnya di JAFF, film ini akan dirilis secara nasional mulai 29 Januari 2026 di seluruh bioskop Indonesia.

Load More