Foto / News
Kamis, 17 September 2015 | 08:33 WIB
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]
Pengungsi terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara Hungaria saat mencoba menyeberangi perbatasan negara tersebut dengan Serbia. [Reuters]

Suara.com - Nasib para pengungsi dari Timur Tengah ini tak sebaik para pendahulu mereka yang sudah terlebih dahulu tiba di negara-negara Uni Eropa. Ketika para pengungsi lain sudah bisa menghirup udara segar di Jerman dan negara-negara lainnya, mereka harus menghirup pekatnya gas air mata yang ditembakkan polisi anti huru-hara Hungaria. Otoritas Hungaria menutup perbatasan sebelah selatan negara mereka dengan Serbia untuk menahan para pengungsi yang hendak masuk dari Serbia dan melanjutkan perjalanan mereka melintasi Eropa, pada hari Rabu (16/9/2015) [Reuters]

Load More