Suara.com - Setelah melalui proses seleksi yang panjang, Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (KUKPRI MDGs) mengumumkan 35 pemuda pemudi dari latar belakang kesehatan dan non-kesehatan yang dinyatakan lulus sebagai Pencerah Nusantara angkatan ke-3.
Mereka terpilih dari 1.024 pelamar yang mendaftar secara online dari seluruh penjuru nusantara.
Saat ini mereka yang berasal dari beragam profesi tersebut -- dokter, perawat, bidan dan pemerhati kesehatan, sedang bersiap-siap untuk mengikuti pelatihan intensif selama enam minggu ke depan sebelum nantinya ditugaskan di daerah masing-masing.
Prof. Dr. Nila Moeloek, SpM (K) dari Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs mengatakan, Pencerah Nusantara adalah sebuah program lintas sektor yang digagas dan dilaksanakan oleh KUKPRI untuk MDGs, menjadi salah satu terobosan dalam usaha mencapai target MDGs.
"Program Pencerah Nusantara ini lahir dari kebutuhan terhadap perlunya pelayanan kesehatan primer yang solid, sebagai penentu kesinambungan tercapainya target MDGs.Kami memfokuskan pencapaian pembangunan di bidang kesehatan karena bidang ini mampu menjadi daya ungkit bagi pencapaian target pembangunan lainnya," jelasnya di Jakarta, Kamis (7/8/2014)
Tenggat waktu pencapaian MDGs, lanjut Nila, tinggal satu tahun lagi, dan terobosan tersebut harus terus digaungkan dan didukung dengan kemitraan lintas sektor yang strategis, sehingga bisa terus berkelanjutan, bahkan pasca-pembangunan 2015.
Memasuki tahun ke-3 program Pencerah Nusantara yang digagas KUKPRI untuk MDGs, animo pemuda pemudi Indonesia yang ingin mengabdikan diri langsung di masyarakat akar rumput makin menunjukkan peningkatan.
Hal ini ditegaskan oleh Diah Saminarsih selaku Ketua Program Pencerah Nusantara sekaligus Asisten Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs.
“Kami sangat mengapresiasi pemuda pemudi Indonesia yang ternyata memiliki minat besar untuk mengabdikan diri untuk masyarakat," imbuhnya.
Untuk menjaring pendaftaran para kandidat Pencerah Nusantara, KUKPRI untuk MDGs bekerja sama dengan berbagai organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Fakultas Kedokteran Indonesia, dan mitra terkait lainnya.
Cara ini, menurut Diah, cukup efektif karena Pencerah Nusantara akan mendapatkan kompetensi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Di sisi lain, program Pencerah Nusantara bisa menjadi terobosan atau ajang kompetensi terbaru bagi masing-masing organisasi profesi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut