Suara.com - Sebuah studi terkini menunjukkan bahwa semakin lama jam kerja atau lembur Anda, makan semakin tinggi kesempatan Anda untuk mengembangkan penyakit jantung koroner (PJK) dalam waktu 10 tahun.
Studi tersebut juga menemukan bahwa bekerja lebih dari 40 jam seminggu terkait dengan stres, ketidakpuasan dan kesehatan yang dikompromikan.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti Korea Selatan mengamati 8350 orang dewasa.
"Kami menemukan bahwa mereka yang bekerja 61-70 jam memiliki 42 persen peningkatan kemungkinan terkena penyakit jantung koroner," kata pemimpin peneliti Dr Yun-Chul Hong dari departemen kedokteran preventif di Seoul National University di Korea Selatan.
Lebih lanjut ia mengatakan: "Mereka yang bekerja 71 sampai 80 jam memiliki 63 persen kemungkinan peningkatan risiko. Sementara mereka yang bekerja lebih dari 80 jam risikonya 94 persen."
Dr Hong dan tim menemukan bahwa jam kerja secara signifikan terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner seperti tekanan darah, kadar kolesterol, diabetes dan kebiasaan merokok.
Secara signifikan, penulis juga menemukan bahwa mereka yang bekerja kurang dari 30 jam per minggu juga memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi.
Ini berarti bahwa dibandingkan dengan orang yang bekerja 31-40 jam seminggu, mereka yang bekerja kurang dari 30 jam seminggu cenderung memiliki status kesehatan yang lebih buruk.
"Mengenai temuan ini, kami mempertimbangkan kemungkinan bahwa proses seleksi dapat membedakan orang-orang yang bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang dan pengurangan jam dari pekerja penuh waktu standar," Dr Hong mencatat.
Beranjak dari temuan itulah para peneliti berharap bahwa temuan ini berkontribusi pada manajemen yang tepat dari kondisi kerja dan meningkatkan kualitas kesehatan bagi pekerja, khususnya bagi mereka yang berisiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) atau penyempitan pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke jantung.
Makalah ini muncul dalam American Journal of Industrial Medicine.(Zeenews)
Berita Terkait
-
Dari Harga Beras hingga Jam Kerja: Semua Berawal dari Keputusan Politik
-
Fenomena Gen Z Rela Kerja Lembur Demi Bisa Berlibur, Tren yang Sepadan?
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Cerita Ruangkan: Oase di Tengah Hustle Culture Bagi Para Pekerja Kreatif
-
Saat Gen Z Jogja Melawan Stres dengan Merangkai 'Mini Hutan'
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan