Suara.com - Vaksin uji coba ebola buatan Kanada kembali diujikan pada manusia di Amerika Serikat pada Rabu (22/10/2014) waktu setempat atau Kamis (23/10/2014) waktu Indonesia, tepatnya di US National Institute of Health (NIH).
Vaksin yang dikenal sebagai VSV-EBOV ini dikembangkan oleh tim peneliti dari Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dengan lisensi dari perusahaan "Newlink Genetics"
Penelitian terbaru, vaksin ebola ini akan diujikan pada 39 orang relawan dengan dosis dua kali lipat atau yang dikenal dengan strategi prime-boost. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem imun tubuh manusia merespon vaksin tersebut.
Walter Reed Army Institute of Research telah melakukan uji klinis vaksin VSV-ZEBOV pada manusia di Maryland dengan dosis tunggal pada awal Oktober lalu. Seperti diketahui bahwa VSV-ZEBOV merupakan vaksin uji coba yang telah diujikan pada monyet dan hasilnya 100 persen terbukti efektif mencegah penularan virus Ebola.
Sedangkan vaksin lainnya dibuat oleh perusahaan Inggris GlaxoSmithKline (GSK) dan US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). Kedua perusahaan ini telah lebih dulu melakukan uji klinis terhadap manusia pada September lalu. Hasil awal dari percobaan ini diprediksi bisa diketahui pada akhir 2014 mendatang.
Kepala NIAID Anthony Fauci menilai bahwa kebutuhan akan vaksin yang dapat mencegah penularan virus ebola sudah sangat mendesak. Ia berharap uji klinis yang telah dilakukan timnya bisa memberikan hasil yang positif.
"Mudah-mudahan dengan uji klinis vaksin yang telah dilakukan kepada manusia sukses dan bisa segera diaplikasikan dalam jumlah banyak untuk disebar ke daerah yang rawan infeksi ebola," kata Anthony.
Virus yang kali pertama ditemukan pada 1976 silam hingga kini belum menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkannya. Wabah ini sangat cepat menyebar di Afrika Barat dan telah menewaskan lebih dari 4800 jiwa sejak awal 2014. Hal ini kemudian menuntut para peneliti dunia untuk menemukan vaksin yang bisa menghentikan penyebarannya. (AFP/Zeenews India/Firsta Putri)
Berita Terkait
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
Realisasi vaksinasi rabies di Jakarta
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja