Suara.com - Organisasi Medis Kemanusiaan Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) mengaku kewalahan menghadapi lonjakan kasus ebola di Afrika Barat.
Per tanggal 7 November 2014, dilaporkan hampir ditemukan 14000 kasus penyakit ebola di Afrika Barat dan hampir menewaskan 5000 orang.
Jumlah ini akan terus bertambah dua kali lipat setiap minggunya. Wabah ebola yang sudah menjadi krisis kemanusiaan yang besar sangat mungkin berkembang menjadi bencana dalam skala yang lebih besar jika kurangnya dukungan dari semua pihak.
Hal ini disampaikan oleh Maria Guevara dari Regional Humanitarian Representative MSF kawasan ASEAN pada acara temu media "Perkembangan Kasus Ebola" di Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Menurut dia, pada dasarnya perkembangan virus ebola tidak bisa diprediksi. Ia mencontohkan negara Liberia yang dua bulan lalu tercatat sebagai negara dengan kasus ebola terparah, mencapai 6000 kasus, kini telah membaik.
Sedangkan Guinea yang memiliki kasus ebola paling kecil justru semakin meningkat akhir-akhir ini. Sehingga MSF selaku dokter lintas batas yang menangani langsung distrik-distrik dengan kasus ebola paling banyak berharap semua pihak memberi dukungan, salah satunya dengan mengirimkan tenaga medis bantuan ke negara-negara tersebut.
"Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyuarakan adanya kebutuhan akan sumber daya manusia tambahan dan kelengkapan insfrastruktur khususnya dalam situasi gawat darurat ebola ini," ujar Maria.
Ia menyayangkan sikap beberapa negara yang justru membuat kebijakan untuk menghentikan penerbangan ke negara terjangkit ebola dan melarang secara ketat warga negaranya yang hendak menuju negara epidemi tersebut. Hal ini akan menghambat para sukarelawan yang ingin membantu penanganan kasus ebola.
"Karena apa yang telah dilakukan negara itu dianggap tidak efektif. Kebijakan tersebut justru akan menghambat orang-orang yang sukarela menolong (tenaga medis) ke negara-negara yang membutuhkan tambahan SDM," kata Maria.
Respons Dokter Lintas Batas (MSF) terhadap wabah ebola di Afrika Barat dimulai pada Maret 2014 dan kini mencakup aktivitas di lima negara yaitu Guinea, Liberia, Nigeria, Senegal, dan Sierra Leone. MSF saat ini menerjunkan 7000 staf internasional dan 3000 staf nasional untuk memberikan penanganan pada pasien ebola di Afrika Barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja