Suara.com - Ibu yang positif HIV masih dapat memberikan air susu ibu (ASI) esklusif tanpa takut menularkan penyakit pada sang buah hati.
Meski demikian, kata Prof Tjandra Yoga Aditama, Kepala Balitbangkes Kemenkes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu positiv HIV dalam pemberian ASI kepada bayinya.
"Manajemen laktasi (menyusui) harus dilakukan yang baik untuk mencegah luka dan radang payudara ibu. ODHA sangat rentan dengan infeksi karena sistem imun yang telah rusak. Sehingga ibu harus berhati-hati. Bila terjadi lecet pada puting hentikan dulu proses pemberian ASI," ujarnya saat ditemui di Kemenkes, Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Setelah lecetnya sudah sembuh, ASI eksklusif bisa dilanjutkan selama enam bulan. Namun, Prof Tjandra mengingatkan bahwa tidak boleh ada makanan pendamping atau asupan lainnya yang diberikan kepada bayi selama pemberian ASI Esklusif enam bulan.
"Sangat tidak dianjurkan untuk bayi di usia enam bulan pertama diberikan makanan campuran atau kombinasi ASI dan formula. Pemberian makanan pendamping ASI, diberikan setelah bayi berusia
di atas enam bulan," jelas Prof Tjandra.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2009 juga telah merekomendasikan semua ibu yang positif HIV, untuk tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi dalam enam bulan pertama, tapi diikuti dengan pengobatan terapi antiretroviral (ART). Beberapa penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa pemberian ASI bersamaan dengan terapi ART efektif mencegah penularan HIV pada bayi.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Benarkah HIV Tidak Berbahaya dan ARV Hanya Propaganda?
-
Riset: Banyak Perempuan Muda Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Tempat Umum, Kok Bisa?
-
Kenapa Nikita Mirzani Laporkan Fitri Salhuteru? Ini Akar Masalahnya
-
2 Kali Mangkir di Kasus Fitnah Nikita Mirzani Idap HIV, Fitri Salhuteru Bakal Dijemput Paksa?
-
Hak Ibu Menyusui dan Peran Support System untuk Tumbuh Kembang Optimal Anak
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat