Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa obat yang digunakan untuk mengobati kerontokan pada rambut (kebotakan) memiliki efek samping terhadap disfungsi seksual. Obat rambut rontok itu adalah Finasteride.
Obat rambut rontok untuk laki-laki ini diteliti pertama kali oleh The Northwestern University, mereka menganalisis kualitas dan tingkat keamanan yang dikandungnya dalam sebuah uji klinis.
Finasteride akan menghambat 5alpha, walaupun pengobatannya pada kulit kepala lelaki, namun tak bisa dibantah bahwa hal itu mempengaruhi organ reproduksi laki-laki yakni menghambat produksi hormon testosteron. Lelaki yang menggunakan obat rontok ini mengalami penurunan 70 persen jumlah 5alpha-DHT dalam darah mereka.
"Mungkin saat ini kita harus waspada terhadap jenis obat yang dapat menyembuhkan rambut rontok, karena hasil yang dikeluarkan oleh uji klinis, tidak hanya sekali percobaan, tapi 34 hasil telah menjelaskan bahwa efek samping obat itu memang mempengaruhi disfungsi seksual lelaki," kata peneliti.
Sayangnya, laporan uji klinis tersebut tidak dapat menjawab semua pertanyaan yang pasien ingin tahu lebih lanjut dari Finasteride ini. Misalnya, seberapa aman jika menggunakan obat ini? Seberapa parah efek samping terhadap disfungsi seksual pria? Apakah dapat kembali normal saat lelaki yang mengalami disfungsi seksual akibat obat rontok apabila pemakaian obat dihentikan?
Finasteride awalnya dikembangkan untuk mengobati perkembangan prostat pada lelaki lanjut usia. lelaki yang menggunakan obat ini untuk mengatasi kerontokan rambut biasanya berusia lebih muda dan dosis yang digunakan sekitar seperlima dosis yang digunakan untuk prostat.
Penulis utama studi, Steven Belknap mengatakan bahwa masih ada orang-orang yang menggunakan atau meresepkan obat, dan mereka menganggap itu aman. Tapi ada informasi yang cukup akurat untuk melawan anggapan itu.
Sebanyak 5.704 orang yang dirawat karena kebotakan telah didata secara klinis oleh Northwestern Medicine. Dan semua orang yang dirawat itu menggunakan obat Finasteride sebagai penyembuhan kerontokannya. Hasilnya hanya 31 persen yang menampakan gejala seksual yang buruk.
Dengan demikian, informasi yang tersedia dari uji klinis tidak berlaku untuk sebagian besar orang. Sebagai contoh, beberapa lelaki dengan rambut rontok yang menggunakan Finasteride memiliki diabetes mellitus, tekanan darah tinggi yang mana mereka juga menggunakan obat seperti diuretik/antidepresan yang juga dapat meningkatkan risiko disfungsi seksual.
Mungkin yang perlu kita perhatikan adalah tetap menjaga pola hidup sehat, atau coba menggunakan obat yang alami. Ingat juga, semua obat yang dibuat oleh bahan kimia tentu memiliki efek samping pada tubuh manusia. Keep healthy! (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru