Suara.com - Masih ingatkah dengan Ice bucket challenge yang sempat booming beberapa waktu lalu? Sebuah tantangan yang mengharuskan seseorang menyiram seluruh tubuhnya dengan air dingin dan es batu.
Tantangan yang juga sering disebut sebagai ALS Ice bucket challenge ini merupakan gerakan amal yang bertujuan untuk mengumpulkan dana agar bisa membiayakan penelitian dan riset, untuk menemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ALS alias amyotrophic lateral sclerosis. Ya, dari sinilah sedikit banyaknya kita mulai mengetahui apa itu penyakit ALS.
Sejumlah publik figur dunia, seperti Justin Timberlake, David Bechkam hingga Mark Zuckerberg melakukan tantangan ini. Tak heran, karena dibutuhkan biaya besar untuk meneliti penyembuhan penyakit ini.
Data internasional menunjukkan bahwa insiden pasien terkena ALS adalah 2 per 100ribu orang, sedangkan prevalensinya adalah 6 pasien per 100 ribu orang.
Menurut dr. Sheila Agustini, SpS spesialis saraf dari RS Mayapada, Jakarta, ALS adalah keadaan di mana terjadi degenerasi yang progresif pada sel-sel saraf motor di otak dan sumsum tulang belakang.
Biasanya, sel-sel motor ini mengendalikan otot yang membuat seseorang dapat bergerak, berbicara, menelan, bahkan yang paling krusial adalah untuk bernafas.
"Tanpa diaktifasi oleh saraf, otot-otot ini melemah dan berangsur habis. Namun, perlu diketahui bahwa ALS bukanlah oenyakit menular," ujar dia beberapa waktu lalu di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta.
Seseorang yang terkena ALS umumnya ditandai dengan pelemahan otot dan kelumpuhan yang terwujud pada kecacatan dalam menggerakan tangan, kaki, menelan, berbicara hingga bernafas.
Meski begitu, dijelaskan dr. Sheila, gejala ALS tidaklah spesifik. "Seringkali malah tidak terdiagnosis pada stadium dini," ujarnya.
Keluhan saat stadium dini ditandai dengan kram, kedutan, otot mengecil, gangguan bicara, hingga gangguan menelan. Secara fisik, gejalanya seperti kelelahan, gangguan keseimbangan, atau bicara pelo. Tanda ini kata dia, memang mirip dengan beberapa penyakit lain, dan inilah yang membuat ALS menjadi sulit didiagnosa pada stadium dini.
Untuk menegakkan diagnosis ALS, Sheila mengatakan cukup membutuhkan waktu yang lama. Bahkan ada pasien ALS yang membutuhkan waktu setahun hingga akhirnya dia didiagnosis ALS.
"Kalau saat kram-kram datang ke kita, kita nggak bisa langsung bilang kalau itu ALS. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendiagnosis bahwa itu ALS," pungkasnya.
Sheila menambahkan, sampai saat ini belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan ALS. Yang ada, barulah obat yang memperlambat perkembangan penyakit ini. Sisanya, adalah obat-obatan yang bertujuan untuk meredakan simtom yang dialami oleh pasien ALS.
"Obat diberikan sesuai dengan gejala yang paling mengganggu," katanya.
Walaupun ALS dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, pasien ALS utamanya berumur antara 40 hingga 70 tahun, dengan insiden yang lebih tinggi pada kelompok umur di atas 50 tahun. Perjalanan penyakit ALS terbilang cepat. Dengan tingkat harapan hidup rata-rata pasien ALS antara 2-5 tahun. Meski begitu, kata dr. Sheila, beberapa pasien ada yang bsa bertahan hingga 10 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik