Suara.com - Tak semua makanan baik untuk dikonsumsi. Bukan karena jenisnya sehingga tak aman dikonsumsi, tapi justru karena zat tambahan yang mungkin ditambahkan atau tak sengaja terbawa karena proses tertentu.
Menurut laman Prevention, ada beberapa makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi karena kandungan di dalamnya yang bisa berdampak buruk bagi tubuh. Apa saja makanan tersebut? Berikut ulasannya:
1. Ikan Todak (Swordfish)
Menurut Philip Landrigan MD, seorang profesor pediatri dan ketua di bidang pengobatan dan penyembuhan di Mount Sinai School of Medicine, mengkonsumsi ikan todak sangat berbahaya dan tidak dianjurkan, terutama untuk ibu hamil. Merkuri yang terkandung di dalamnya sangat tidak sehat untuk tubuh. Swordfish mengandung kadar logam yang tinggi, hal itu dapat merusak saraf yang mengganggu perkembangan pada anak-anak. Bahkan, bisa memicu serangan jantung pada orag dewasa.
Solusi: Ikan memang penting bagi pemenuhan omega-3 dalam tubuh. Namun, pilihlah ikan yang paling rendah kontaminasinya dan memiliki populasi stabil. Seperti salmon dan tuna. Jika ingin merasakan ikan dengan citarasa seperti ikan todak, pilihlah ikan snakehead, selain rasanya yang lezat kita juga bisa membantu merawat ekosistem, karena ikan snakehead dikenal sebagai ikan perusak.
2. Soda
Minuman satu ini dikenal mengandung gula yang sangat tinggi. Jika mengkonsumsi soda terlalu banyak maka kesehatan taruhannya. Pemanis yang berasal dari soda menyebabkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme. Berat badan berlebih, gangguan saraf, nyeri sendi, masalah pencernaan, sakit kepala, depresi, radang usus, kanker adalah beberapa penyakit yang bisa diakibatkan oleh mengkonsumsi soda.
Solusi: Jika keinginan untuk menyeruput soda tidak bisa ditahan lagi, namun tidak ingin berdampak buruk bagi kesehatan, cobalah sebotol Steaz nol kalori, teh hijau yang bersoda atau Bionade, soda fermentasi yang sudah populer di Eropa.
3. Jagung
Bukan jagung yang menjadi ancaman, namun rekayasa genetikalah yang membuat Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsinya. Sekarang jagung ditanam dengan berbagai macam cara, seperti penggunaan peptisida dan bahan kimia lainnya.
"Jika terlalu sering mengonsumsi jagung yang prosesnya seperti itu, maka untuk jangka panjang bisa merusak kesehatan," kata Maryam Henin, direktur dokumenter Vanishing of the Bees.
Solusi: Jagung selalu ada dalam makanan olahan yang sering kita beli, jadi sulit untuk kita mengindarinya. Salah satunya pemanis yang berasal dari jagung. George Langworthy menyarankan untuk sebisa mungkin tidak mengonsumsinya, karena tidak tahu apakah jagung yang digunakan itu melalui tahapan rekayasa genetika atau secara organik. Pilihlah jagung organik untuk kesehatan yang lebih baik.
4. Cokelat Putih
Memang benar cokelat berguna untuk membangkitkan gairah kebahagiaan, namun ternyata ada cokelat yang sama sekali tidak memiliki riwayat baik untuk kesehatan. "Data tentang manfaat kesehatan dari kakao cukup mengagumkan," kata Drew Ramsey, MD, asisten profesor klinis Psikiatri di Columbia University College, ahli bedah dan penulisThe Happiness Diet.
Semua itu, lanjut dia, karena cokelat mengandung fitonutrien yang bisa meningkatkan aliran darah ke otak, melindungi pembuluh darah, dan meningkatkan mood dan fokus. Sedangkan, pada cokelat putih semua kebaikan ini tidak ditemukan.
Solusi: Anda pecinta cokelat dan segala macam treatment yang berasal dari cokelat? carilah jenis cokelat lainnya.
5. Pemanis buatan
Berbagai jenis makanan dan minuman tidak lepas dari pemanis buatan. Mungkin memang rasanya nikmat saat di lidah, namun saat diproses dalam tubuh akan berdampak pada gangguan kesehatan.
Gula yang berasal dari pemanis buatan saat dikonsumsi membuat tekanan darah tinggi, dan kondisi ini membuat Anda makan secara berlebihan. Maria Rodale, CEO dari Ridale Inc mengatakan bahwa pemanis buatan yang berasal dari bahan non-organik, dan kadang rasanya begitu kuat dapat menyebabkan segala macam konsekuensi kesehatan dalam jangka pendek.
Solusi: Ganti pemanis buatan itu dengan gula alami dan memiliki gizi dan vitamin yang baik untuk tubuh, seperti madu dan sirup maple.
6. Kecambah
Menurut Doug Powell, profesor dalam bidang keamanan pangan di Kansas State University, setidaknya ada 40 jenis wabah besar penyakit bawaan selama 20 penyakit yang berasal dari makanan olahan (kecambah). Ditemukan salmonella, E. coli, dan Listeria. Bakteri sangat mudah berkembang biak di biji (kecambah) karena biji memiliki kelembaban yang tinggi.
Solusi: Jangan pernah konsumsi kecambah dalam keadaan mentah, masak sampai matang. Itulah cara membunuh bakteri mematikan yang dapat merusak kesehatan yang berasal dari kecambah.
7. Mentega (penyedap untuk popcorn)
Diacetyl, bahan kimia yang digunakan dalam mentega penyedap, digunakan dalam banyak perasa mentega yang biasa menjadi 'kawan' dalam membuat popcorn. Tidak jarang para pekerja pabrik yang menggunakan mentega jenis ini dalam membuatan popcorn mengalami gangguan kesehatan pada paru-parunya. Tentu Anda tidak ingin menjadi korban popcorn yang mungkin sering sekali dinikmati sebagai pendamping saat menonton film.
Solusi: Buatlah popcorn sendiri menggunakan mentega yang terjamin.
8. Es krim sundae
Ini adalah jenis es krim yang selalu ada dan dipakai oleh semua restoran, terutama tempat makan cepat saji yang terkenal. Bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim ini normal seperti susu, gula, dan vanili, namun yang membuat tidak baik untuk kesehatan adalah penggunaan sirup jagung, karet selulosa, dan minyak sayur. Bahan-bahan itu membuat para konsumen menjadi aditif, dan juga tidak sehat karena bahan yang berasal dari rekayasa genetika.
Solusi: Agar Anda dapat menikmati dinginnya es krim dengan tidak dibuntuti risiko penyakit yang berbahaya, cobalah untuk selektif dalam memilih es krim dengan melihat komposisinya. Atau buat es krim sendiri yang Anda tahu itu sehat.
Berita Terkait
-
Tren Kuliner 2025: UMKM Lokal Jadi Bintang di Panggung Makanan Dunia
-
Stop Boros Beli Makan Siang! Ini Panduan Meal Prep Anti-Ribet buat Anak Kantoran
-
Bukan Cuma Bikin Enak, 8 Makanan Fermentasi Ini Ternyata Pahlawan Buat Usus Sehat
-
Basreng Indonesia Ditarik BPOM Taiwan, Kenali Ciri-Ciri Cemilan dengan Pengawet Berlebihan
-
Potensi Ekonomi Sektor Obat dan Makanan Tembus Rp6 Ribu T
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya