Suara.com - Katarak atau penyakit kekeruhan lensa merupakan salah satu penyebab kebutaan di Indonesia. Satu-satunya jalan untuk mengatasi keluhan yakni dengan tindakan penggantian lensa melalui operasi.
Sayangnya masih ada anggapan bahwa operasi katarak sangat menakutkan dan menyebabkan perdarahan di mata. Padahal, kini telah tersedia teknologi yang memungkinkan operasi tanpa pisau dan tidak menyebabkan perdarahan.
Hal ini disampaikan oleh dr Setiyo Budi Riyanto, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC). Menurut dia, teknologi terkini ini tidak membutuhkan jahitan seperti operasi manual dan waktu pemulihannya cenderung lebih cepat.
"Proses penghilangan lensa keruh bisa dilakukan menjadi tiga metode, pertama ekstrakapsular, fakoemulsifikasi, dan bedah katarak tanpa pisau yang paling mutakhir," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Dari tiga metode yang disebutkan Budi, fakoemulsifikasi dan bedah katarak tanpa pisau merupakan prosedur bedah paling mutakhir yang sudah bisa dilakukan di Indonesia.
Pada operasi fakoemulsifikasi, dokter menggunakan mesin fako centurion untuk menciptakan kestabilan selama tindakan berlangsung. Dokter yang menangani pun dapat bekerja tanpa menyentuh endotel mata sehingga risiko komplikasi bisa diminimalisir.
Sedangkan pada bedah katarak tanpa pisau, dokter dapat membuat irisan yang presisi hanya dengan menggunakan laser femtosecond.
"Kalau operasi manual lensa harus digunting, lalu dipasang lensa baru dan setelah itu dijahit 5-7 jahitan. Kalau yang terbaru luka hanya 1.4-2.2 mm, obat bius hanya diteteskan, dan pasang lensa lalu tidak perlu dijahit," jelasnya.
Ia juga memastikan bahwa risiko infeksi dengan metode bedah katarak terkini ini lebih kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
"Waktu yang dibutuhkan untuk operasi juga sangat singkat sehingga mata hanya terpapar sedikit energi sehingga meminimalisir risiko trauma," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Tak Sekadar Olahraga, Ajang Lari ini Jadi Momen Bantu Anak Dengan Katarak Kongenital
-
Kacamata Khusus, Jalan Baru untuk Anak Pejuang Katarak Kongenital
-
Dari Maraton ke Gerakan Sosial: Bagaimana Optik Ini Gunakan Ajang Lari untuk Ubah Hidup Anak-Anak?
-
Jangan Sampai Nyesel! Olahraga Padel Ternyata Bisa Bikin Mata Rusak Parah, Ini Kata Dokter
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah