Dokter layanan primer (DLP) diharapkan dapat menjadi penjaga gawang untuk mengatasi masalah kesehatan di tingkat primer. Untuk mampu mengemban target tersebut, dokter umum yang mengambil spesialisasi dokter layanan primer pun akan mendapatkan tambahan ilmu yang setara dengan kemampuan dokter spesialis klinik.
"Kami sangat mendorong dokter umum yang telah memiliki pengalaman lebih dari lima tahun di fasilitas kesehatan primer untuk mengikuti program ini. Karena memang pendidikannya tidak perlu dimulai dari nol lagi seperti spesialis lainnya," ujar Prof Akmal Taher selaku Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Layanan, pada temu media di Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Menurut Akmal, karena dokter layanan primer dituntut untuk fokus pada upaya promotif dan preventif, ia pun mengharapkan agar DLP dapat bekerja dengan berorientasi pada pendekatan keluarga.
"Misalnya ketika ada yang sakit batuk tidak akan langsung diberi obat tapi dicari tahu lebih dalam lagi sebabnya apa. Misalnya karena faktor lingkungan atau ada anggota keluarga lain yang mengidap hal yang sama. Jadi pendekatan akan lebih ke keluarga sehingga kasus rujukan bisa ditekan. Biarlah uang habis di fasilitas kesehatan primer," imbuhnya.
Menurut Akmal, sepanjang 2015 biaya kesehatan yang dikeluarkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan 78 persen untuk membiayai masyarakat yang menderita penyakit kastrotopis seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker.
"Dengan adanya dokter spesialis layanan primer diharapkan rujukan berkurang," katanya.
Mengenai penghasilan dokter layanan primer, Akmal yakin bahwa nilainya tentu akan lebih besar dari jenjang dokter umum.
"Seiring dengan bertambahnya kompetensi yang dimiliki tentu penghasilannya juga akan bertambah. Terlebih dengan adanya penghematan yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk membiayai orang yang sakit.
Dokter layanan primer merupakan jenjang baru pendidikan kedokteran di Indonesia yang dilaksanakan setelah masa pendidikan dokter umum. Pendidikan dokter layanan primer terdiri atas dua program; reguler, yang bisa diikuti dokter umum yang telah melalui masa magang selama satu tahun; sedangkan non reguler bisa diikuti dokter umum dengan pengalaman praktik minimal lima tahun.
Gelar yang akan diberikan bagi dokter yang telah lulus program pendidikan ini adalah Sp.DLP, setara dengan dokter yang mengambil spesialis tertentu.
Berita Terkait
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Dokter Oky Pratama Ungkap Nasib Anak Nikita Mirzani: Lolly Sakit, Azka Rayakan Ultah di Singapura
-
Dokter Oky Pratama Antar Tagihan Yayasan Lolly ke Ruang Tahanan Nikita Mirzani
-
Dokter Tifa Tawarkan Obat Autoimun Manjur untuk Jokowi, Syaratnya Cuma Satu: Tobat Nasuha!
-
Stop Asal Pilih! Ini 6 Kandungan Skincare Anti Jerawat yang Direkomendasikan Dokter Kulit
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!