Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan bahwa praktik transplantasi ginjal diperbolehkan asal berdasarkan keikhlasan antara pendonor dan penerima.
Menurutnya transplantasi merupakan upaya terbaik untuk menyelamatkan pasien dari gagal ginjal.
"Transplantasi ginjal ini memang diperlukan bagi pasien gagal ginjal. Kalau dia melakukan cuci darah atau hemodialisa seumur hidup bisa dibayangkan berapa dana yang harus dikeluarkan," ujar Menkes pada temu media di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Lebih lanjut Menkes Nila menyebut, selain mengeluarkan biaya yang tak sedikit, cuci darah juga membuat penderitanya tak produktif dan menderita. Itu sebabnya, tranplantasi ginjal merupakan cara terbaik menyelamatkan pasien gagal ginjal.
"Saya nggak hapal, tapi kalau 2014 itu kurang lebih hampir 1 juta orang yang harus melakukan cuci darah dan menghabiskan dana sampai 1.3 triliyun. Selain itu membuat pasien menderita dan tidak produktif," imbuhnya.
Namun Menkes Nila mengatakan bahwa ginjal yang baik untuk transplantasi adalah donor ginjal dari anggota keluarga. Oleh karena itu ia sangat mengecam tindakan jual beli organ ginjal yang baru-baru ini dilakukan pihak tak bertanggung jawab.
"Nah, memang ginjal terbaik itu dari keluarga. Itu paling baik dan tingkat kecocokannya sangat tinggi sehingga peluang keberhasilannya juga tinggi. Sayangnya ada orang tak bertanggung jawab memanfaatkan peluang ini untuk dijadikan bisnis," katanya.
Donor ginjal dibutuhkan oleh pasien gagal ginjal kronis yang jumlahnya di Indonesia saat ini mencapai 150 ribu orang. Tanpa melakukan cangkok ginjal, pasien tersebut harus menjalani cuci darah atau hemodialisis 4-8 kali sebulan dengan biaya antara Rp800 ribu – Rp1,4 juta sekali hemodialisis.
Sebagai alternatif, pasien gagal ginjal dapat melakukan transplantasi ginjal dengan biaya yang jauh lebih murah dari hemodialisa. Di Indonesia transplantasi ginjal bisa dilakukan di 13 Rumah Sakit, salah satunya RSCM dan RS Sanglah di Denpasar, Bali, yang pembiayaannya ditanggung dalam program JKN.
“Kita memang mengharapkan pemberian organ dengan keikhlasan karena kita memang memerlukan,” pungkas Menkes Nila.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis