Suara.com - Studi terkini menunjukkan bahwa orang dengan gangguan ginjal kronis yang tetap mengonsumsi daging, tiga kali lebih mungkin untuk menderita gagal ginjal di kemudian hari, daripada pasien yang lebih banyak makan buah dan sayur.
"Biaya perawatan yang tinggi, termasuk biaya cuci darah bisa dihindari dengan menerapkan pola makan yang lebih sehat, yang kaya buah-buahan dan sayuran," kata Tanushree Banerjee dari University of California, San Francisco, Amerika Serikat (AS).
Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti menganalisis informasi tentang 1.486 orang dewasa dengan gangguan ginjal kronis, yang berpartisipasi dalam National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III). Para peneliti memantau para pasien tersebut selama rata-rata 14,2 tahun.
Tim peneliti menemukan bahwa tingkat asam yang tinggi (banyak makan daging) sangat terkait dengan perkembangan gagal ginjal pada pasien.
"Pasien dengan penyakit ginjal kronis mungkin bisa mengurangi konsumsi diet makanan yang kaya asam, untuk mengurangi perkembangan gagal ginjal, selain menggunakan pedoman yang direkomendasikan, seperti minum obat ginjal dan menghindari racun ginjal," jelas Banerjeere. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak