Suara.com - April adalah bulannya kaum perempuan, karena di bulan ini tepatnya 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, yang dikenal pula sebagai hari emansipasi kaum perempuan.
Nah, berbicara soal perempuan yang terkait dengan masalah kesehatan, ada keluhan atau gangguan kesehatan yang lebih banyak dialami kaum perempuan ketimbang lelaki. Dan, salah satu keluhan tersebut adalah anemia.
Pakar kesehatan, Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB dari FKUI mengatakan anemia lebih banyak dialami perempuan, karena setiap bulan perempuan dewasa umumnya mengalami menstruasi. Kondisi ini, kata dia, memang bisa menyebabkan hemoglobin akan turun sehingga kadang kala menyebabkan anemia.
Kondisi inilah yang menyebabkan anemia lebih sering dialami perempuan ketimbang lelaki. Lebih lanjut Ari menjelaskan bahwa anemia terjadi apabila seseorang mempunyai kadar hemoglobin yang rendah pada wanita nilai normal hemoglobin 12-16 gr/dl, pria 13,5-18 gr/dl. Secara klinis biasanya pasien terlihat pucat dan lemas.
Anemia sendiri, lanjut dia, penyebabnya bermacam-macam misalnya, anemia karena produksi yang rendah, perdarahan, kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, anemia karena penghancuran berlebih atau anemia karena penyakit kronis seperti kanker.
Selain anemia, kata Ari, kondisi lain yang juga kadang kala terjadi pada perempuan adalah hipotensi atau tekanan darah rendah dimana masyarakat sering menggunakan istilah darah rendah.
Hipotensi itu sendiri adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik hanya 90 mmHg atau kurang dan diastolik 60 mmHg atau kurang. Jadi, jika TD seseorang 90/60 mmHg atau kurang sudah bisa disebut mengalami hipotensi.
"Hipotensi lebih banyak dialami para wanita dari pria karena berhubungan dengan perdarahan per vagina (menstruasi/melahirkan) atau kehamilan," imbuh Ari.
Karena kondisi anemia dan hipotensi ini sering tumpang tindih atau sekilas mirip, kadang kala masyarakat hanya mengambil jalan pintas untuk mengatasi kondisi hipotensi dengan mengonsumsi zat besi.
Padahal langkah ini, kata Ari, tidak tepat, karena anemia dan darah rendah merupakan keluhan yang berbeda. "Hal ini yang memang harus dipahami oleh masyarakat membedakan antara anemia atau hipotensi antara pucat dengan tekanan darah rendah," terangnya.
Gejala klinis pucat dan tekanan darah rendah lanjut Ari, biasanya memang mirip. Pasien sama-sama merasakan lemah, pusing dan seperti melayang.Tak hanya itu, kadang kala penyebabnya juga bisa sama.
Ia menjelaskan bahwa pasien dengan anemia karena perdarahan, bisa juga mengalami tekanan darah rendah. "Saya beberapa kali mendapatkan pasien yang sebenarnya kadar hemoglobin normal tetapi mempunyai tekanan darah rendah, mengonsumsi zat besi yang sebenarnya tidak tepat," jelas Ari.
Cara penanganan yang salah itu, tambah dia, justru bisa membuat kadar zat besi yang tinggi dalam darahnya. Kondisi ini, menurut Ari, tidak diperbolehkan, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu, masyarakat harus berhati-hati untuk memastikan apakah memang mengonsumsi zat besi untuk indikasi anemia atau untuk tekanan darah rendah.
Ari memaparkan bahwa gejala yang sering timbul pada pasien tekanan darah rendah adalah pusing, sempoyongan terutama saat tiba-tiba melakukan perubahan posisi tubuh (misalnya dari membungkuk kemudian posisi tubuh lurus), atau saat tiba-tiba duduk dari tidur atau dari duduk berdiri terasa gelap.
"Sekilas ini mirip dengan gejala anemia yaitu pasien merasa pusing, tetapi pada anemia tidak ada peningkatan pusing atau pandangan gelap saat perubahan posisi," terangnya.
Ari mengatakan bahwa beberapa kondisi yang bisa menyebabkan darah rendah adalah kehilangan cairan atau darah seperti muntah-muntah hebat, mecret atau diare, perdarahan baik melalui saluran cerna atas maupun saluran bawah yang terjadi tiba-tiba, perdarahan melalui vagina, infeksi berat atau gangguan pada jantung.
Darah rendah itu sendiri, kata dia, bisa juga dipicu dari obat-obatan antara lain obat anti darah tinggi, obat penenang atau obat diuresis (untuk merangsang buang air kecil).
"Hal ini penting diketahui agar kita bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadi darah rendah. Memang kita juga harus mengetahui bahwa perdarahan per vagina selain menyebabkan tekanan darah turun juga bisa menyebabkan terjadinya anemia," jelasnya panjang lebar.
Namun perlu diingat bahwa anemia berbeda dengan darah rendah sehingga cara pengobatannya pun berbeda. "Jadi, saya tegaskan lagi bahwa darah rendah bukan zat besi obatnya, karena sat besi untuk gangguan kesehatan karena anemia akibat kekurangan zat besi," tutupnya.
Berita Terkait
-
Boleh Cuti Haid, Asal Ada Bukti: Kenapa Hak Perempuan Harus Diverifikasi?
-
Nggak Perlu Obat! 6 Pose Yoga Ini Bikin Nyeri Haid Hilang dan Perut Gak Kram
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Apa Itu Surat Izin Menstruasi yang Sedang Viral? Begini Pesan dan Tujuannya
-
Viral 'Surat Izin Menstruasi', Begini Aturan Cuti Haid bagi Pekerja Perempuan di Indonesia
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya