Suara.com - Diabetes melitus masih menjadi fokus perhatian kesehatan dunia, karena jumlah penderitanya meningkat dari tahun ke tahun. Data yang dihimpun International Diabetes Foundation (IDF) 2015 bahkan menyebut jumlah penderita diabetes yang mencapai 10 juta jiwa atau setara dengan jumlah penduduk di Jakarta.
Tingginya jumlah penderita diabetes, menurut Staf Khusus Menteri Kesehatan RI, Diah Saminarsih, ikut menjadi beban bagi negara. Ini dikarenakan membutuhkan biaya pengobatan tak sedikit yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan sejak era Jaminan Kesehatan Nasional dimulai.
"Indonesia saat ini sedang berjuang menangani beban sosial ekonomi akibat diabetes melitus yang berkembang cepat. Tentu saja peningkatan prevalensi DM menjadi beban bagi sistem kesehatan dan ekonomi secara nasional, serta menjadi tantangan dalam pencapaian tujuan-tujuan SDGs," ujarnya pada konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Untuk menekan jumlah penderita diabetes di Indonesia, Diah yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina CISDI (Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives) mengatakan pemerintah berupaya mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap diabetes melitus dan deteksi dini.
"Inisiatif ini terwujud dalam program Pencerah Nusantara yang diterjunkan di layanan kesehatan primer atau puskesmas di tujuh lokasi terpencil di Indonesia. Tidak hanya menemukan pasien, tim Pencerah Nusantara juga melakukan penyuluhan untuk mengedukasi masyarakat pentingnya modifikasi gaya hidup demi mencegah penyakit diabetes," sambung Anindita Sitepu selaku Direktur Program CISDI.
Selama tim Pencerah Nusantara diterjunkan di beberapa lokasi terpencil di Indonesia, ia mengatakan diabetes menjadi penyakit terbanyak yang paling banyak diidap masyarakat di 3 dari 7 daerah.
Anindita juga menambahkan bahwa tim Pencerah Nusantara melakukan edukasi dengan pendekatan-pendekatan positif sehingga masyarakat lokal dapat menerima imbauan untuk menjalani gaya hidup sehat.
"Pencerah Nusantara berperan sebagai agen perubahan dan advokat gaya hidup sehat bagi masyarakat termasuk untuk mencegah diabetes melitus serta mendekatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat lokal," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa