Suara.com - Banyak pasangan yang sudah menikah menggunakan alat kontrasepsi tertentu demi mencegah kehamilan. Survei menunjukkan bahwa 9 dari 10 perempuan di dunia menggunakan kontrasepsi modern seperti kondom, alat kontrasepsi dalam rahim, sterilisasi hingga konsumsi pil hormonal.
Sayangnya penggunaan pil hormonal untuk mencegah kehamilan masih rendah karena banyaknya mitos yang berkembang seputar konsumsi jenis kontrasepsi satu ini. Dokter spesialis obstetri dan ginekolog, Boy Abidin, mengatakan bahwa banyak perempuan takut menggunakan pil kontrasepsi hormonal karena takut sulit gemuk, sulit hamil, dan diyakini dapat memicu kanker.
"Padahal hal tersebut tidak benar. Dulu --51 tahun yang lalu-- memang dosis estrogen dan progesteron dalam pil kombinasi memang sangat tinggi sehingga efek samping besar, tapi dengan kemajuan teknologi dosis diturunkan sampai 20 mikro gram. Sehingga efek samping berkurang namun efektivitasnya semakin baik," ujar dokter Boy pada temu media yang dihelat Bayer di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Berikut adalah sederet mitos mengenai pil kontrasepsi hormonal yang dibantah oleh dr Boy Abidin, SpOG.
1. Memicu mual, muntah, dan menaikkan berat badan.
Efek samping ini menurut dokter Boy memang terjadi pada jenis pil hormonal puluhan tahun yang lalu. Namun kini, seiring dengan kemajuan teknologi, dosis yang digunakan diturunkan hingga 20 mikrogram sehingga efek samping yang dirasakan jauh berkurang.
Sedangkan untuk penggunaan jenis kontrasepsi suntik, dokter Boy mengatakan bahwa memang terjadi peningkatan berat badan yang signifikan. Namun hal ini tak terjadi pada penggunaan pil hormonal.
2. Membuat perempuan sulit hamil
Mitos ini umum di kalangan para kaum hawa. Namun hal ini dibantah oleh dokter Boy. Menurutnya efek dari penggunaan pil kontrasepsi hanya akan berlangsung selama 24 jam. Sehingga ketika konsumsi pil kontrasepsi dihentikan, peluang kehamilan bisa didapatkan.
"Begitu dihentikan obatnya maka risiko untuk terjadinya kehamilan kembali meningkat. Oleh karena itu, kalau benar-benar ingin mencegah kehamilan konsumsi pil hormonal secara teratur," imbuhnya.
3.Memicu jerawat
Pil kontrasepsi dianggap dapat memicu jerawat. Padahal menurut dokter Boy, hal ini hanyalah mitos. Bahkan kandungan progestin pada pil kombinasi dapat menghambat androgen yang memicu jerawat.
"Justru banyak yang menggunakan pil kontrasepsi ini sebagai pengobatan jerawat. Karena manfaat tambahan yang diberikannya," ujarnya.
4. Menyebabkan kanker
Banyak orang yang menganggap konsumsi obat hormonal dapat memicu kanker dan tumor. Namun hal ini hanyalah mitos. Dengan tidak adanya ovulasi, dokter Boy mengatakan bahwa sebenarnya pertumbuhan sel-sel ovarium ditekan sehingga tidak memicu keganasan.
"Bahkan penggunaan pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan kista sebanyak 50 persen. Efek berlanjut sampai 15 tahun setelah penggunaan pil kontrasepsi," ujar Boy.
Berita Terkait
-
Infertilitas Bukan Hanya Urusan Perempuan: Saatnya Kesehatan Reproduksi Pria Diperhatikan
-
Tak Lagi Pahit, Ini Inovasi Jamu Herbal Rasa Buah untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan
-
Studi: Cuaca Ekstrem Memperparah Krisis Kesehatan Reproduksi Remaja
-
Kepingan Mosaik Keadilan Reproduksi bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual
-
Soroti Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan, Begini Kata Wamen PPPA Veronica Tan
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental