Suara.com - Banyak orang menggemari makanan dan minuman manis, terutama pada anak-anak. Rasa manisnya yang enak di lidah menjadi salah satu alasan. Kalori yang dikandungnya juga disebuh sebagai sumber energi.
Tapi berlebihan mengonsumsi makanan manis akan berefek buruk bagi tubuh, apalagi jika tak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai. Menurut dokter spesialis gizi klinik dr. Inge Permadi, konsumsi makanan dan minuman manis sebenarnya tidak masalah jika dijadikan sumber tenaga untuk melakukan berabagai aktivitas.
Sayangnya, banyak orang mengonsumsi makanan dan minuman mengandung gula namun tak dibarengi dengan aktivitas gerak sehingga gula berkumpul di dalam tubuh yang memicu obesitas.
"Selain itu, konsumsi terlalu banyak gula juga memicu diabetes," ujarnya pada temu media 'Gerakan 7 Hari Minum Susu' di Jakarta, Minggu (5/6/2016).
Konsumsi gula berlebihan yang memicu diabetes ini, menurut Inge, terjadi ketika pankreas dipaksa untuk mengeluarkan hormon insulin. Seperti diketahui, hormon insulin berperan untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam pembuluh darah.
"Namun, jika kadar gula yang masuk terlalu berlebihan, pankreas akan mengalami kelelahan yang berakibat kadar gula menjadi berlebihan dalam pembuluh darah karena hormon penstabil yakni insulin tak dapat lagi diproduksi sehingga seseorang mengalami diabetes," imbuhnya.
Diabetes sendiri lanjut dia, belum dapat disembuhkan. Sehingga diabetesi, atau julukan bagi penyandang diabeted harus melakukan pengobatan seumur hidup yang tentunya dapat menurunkan kualitas hidupnya. Belum lagi adanya pantangan dalam mengonsumsi makanan tertentu.
"Jadi, cegah diabetes dan obesitas mulai dari sekarang, dengan batasi konsumsi gula sehari-hari," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial