Suara.com - Seorang model Playboy dari Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS), Karen McDougal, memutuskan untuk mengangkat implan payudaranya bulan lalu. Perempuan ini akhirnya memutuskan melakukan operasi, setelah merasakan beberapa gangguan yang signifikan pada tubuhnya.
Karen melakukan pembesaran payudara pada 1996, saat usianya 22 tahun. Menurutnya sejak saat itu ia mengalami beberapa gejala alergi, yang masih bisa diatasinya.
“Tapi sejak 12 bulan lalu, kondisi kesehatanku turun drastis. Aku mengalami migrain parah, bahkan mulai kehilangan penglihatan. Sama sekali tak mampu melihat,” kata perempuan 45 tahun ini mengisahkan awal sakitnya dilansir laman Daily Mail.
Akibat migrainnya, Karen sempat tergolek tak berdaya di tempat tidurnya pada Oktober tahun lalu. Bahkan ia sempat beberapa kali pingsan.
Saat itulah ia merasa harus mengangkat payudara implannya. Karen merasa implan payudaranyalah yang menyebabkan gangguan-gangguan pada tubuhnya.
Kesehatannya Pulih Setelah Operasi
Karen mengklaim kondisi kesehatannya mengalami peningkatan yang positif setelah ia mengangkat payudara implannya. Kesehatannya dirasa mulai pulih.
“Saya kini merasa benar-benar lega. Saya memiliki lebih banyak energi, sensitivitas pada cahaya hilang, fungsi pendengaran saya kembali, migrain hilang, nyeri sendi hilang, dan tak pernah pingsan lagi,” katanya.
Semua keluhan yang dirasakan tahun lalu itu telah pergi tiga minggu setelah operasi pengangkatan. Karen sadar bahwa proses penyembuhan akan memakan waktu lama, namun ia mengatakan telah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.
Kini Karen telah membagi kisahnya di depan publik dan berharap agar para perempuan mau menggali informasi lebih dalam tentang efek samping implan payudara dengan lebih mendalam.
Karen merasa ketika itu sakitnya sangat parah, sehingga merasa hampir mati.
“Saya tidak ingin membiarkan hal ini terjadi pada perempuan lain. Mereka perlu melakukan penelitian untuk bisa menemukan informasi-informasi tersembunyi,” ujarnya.
Sementara itu, dr Rankin, dokter yang mengangkat implan payudara Karen mengatakan melakukan operasi itu pada 31 operasi Januari 2017.
“Ketika pertama kali bertemu, dia mengeluh sakit, tidak bisa bangun dari tempat tidur dan kelelahan otot,” katanya mengenang pertemuannya dengan Karen.
"Saya telah melakukan banyak operasi pengangkatan implan. Mulanya saya skeptik terhadap sakit yang mungkin disebabkan oleh implan payudara. Tapi sekarang saya mulai waspada, sebab tubuh memang akan selalu bereaksi pada benda asing yang masuk,” ujarnya lagi. (Nessy Febrinastri)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia