Suara.com - Hidup di kota semrawut seperti Jakarta sudah membuat sebagian besar dari kita terbiasa dengan hiruk pikuk kota dan kebisingannya.
Tapi, apakah suara sibuk meningkatkan masalah kesehatan? Sepertinya begitu. Karena para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kesehatan kita mungkin akan menjadi korban dari suara bising tinggal di perkotaan.
Para ilmuwan mengeluarkan peringatan bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar dan mengatakan bahwa, suara-suara yang berfluktuasi dari jalan-jalan yang sibuk dan pusat kota tidak hanya mengganggu telinga, tapi juga mengganggu irama jantung normal dan dapat memicu masalah jantung yang serius.
Peneliti dari Nottingham Trent University di Inggris menemukan bahwa perubahan konstan pada kebisingan, bahkan pada tingkat rendah, memiliki efek langsung dan mengganggu pada denyut jantung normal.
Temuan menunjukkan bahwa lingkungan sehari-hari bisa memiliki implikasi yang lebih luas untuk kesehatan jangka panjang, kata periset. Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Information Fusion, responden diminta untuk memakai sensor bodi untuk memantau detak jantung mereka saat mereka pindah ke pusat kota Nottingham selama 45 menit.
"Kami menemukan bahwa perubahan suara yang cepat mengakibatkan gangguan yang cepat terhadap irama normal jantung peserta," kata Eiman Kanjo dari Nottingham Trent dilansir dari Zeenews.
Jika pola ini diulang secara teratur, lanjut dia, maka ada bahaya bahwa hal itu bisa menyebabkan masalah kardiovaskular.
Penelitian ini adalah yang pertama menggunakan sensor untuk memodelkan dampak jangka pendek lingkungan kota terhadap tubuh manusia dalam jangka pendek. Para periset juga menemukan bahwa tekanan udara berpengaruh pada detak jantung dan juga suhu tubuh.
Data lingkungan termasuk kebisingan, tekanan udara dan tingkat cahaya dibandingkan dengan data dari peserta yang berkaitan dengan denyut jantung, suhu tubuh dan pergerakan dan perubahan aktivitas elektrodermal pada kulit.
Tak satu pun peserta mengalami masalah jantung, namun para periset mengatakan akan bermanfaat untuk mempelajari apakah orang dengan kondisi jantung mengalami dampak yang lebih besar.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis