Suara.com - Gaya hidup yang cepat dan serba instan membuat banyak orangtua mulai memberikan susu segar kepada anak-anaknya. Lalu, apakah susu sapi segar lebih sehat? Susu sapi segar sendiri adalah susu yang tidak mengalami proses sterilisasi sempurna sehingga berpotensi menyisakan bakteri-bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.
Oleh karena itu, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K) dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, tidak menganjurkan susu segar diberikan pada anak, apalagi bayi karena alasan tidak steril. Selain itu, lanjut dia, susu segar juga tidak mengandung cukup zat besi dan asam folat yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah (faktor kunci pembuatan DNA).
Sementara itu dosen Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor, DR. Ir. Dede R. Adawiyah mengatakan susu segar memang memiliki kandungan gizi lengkap, termasuk enzim-enzim penyerta di dalamnya, tapi kadar airnya sangat tinggi sehingga sangat mudah rusak. Tak hanya itu, lanjut dia, susu segar juga daya simpannya hanya kurang dari satu hari pada suhu ruang.
Kondisi inilah, kata Dede Adawiyah, yang menjadikan susu segar sangat berisiko jika diberikan pada anak terutama bayi. Nah, beranjak dari fakta itulah, baik Ariani maupu Dede menilai bahwa pilihan produk susu yang sesuai dan aman bagi anak adalah susu yang sudah mengalami proses sterilisasi dengan penambahan zat gizi (fortifikasi zat gizi) seperti susu bubuk.
Secara garis besar susu bubuk itu sendiri dibedakan menjadi susu bubuk formula biasa dan susu untuk kebutuhan khusus, seperti susu hipoalergenik yang diperuntukkan bagi anak alergi susu sapi, susu soya, susu antirefluks, susu tinggi kalori serta susu untuk bayi prematur.
“Bayi prematur membutuhkan susu khusus yaitu susu dengan komponen lebih sederhana sehingga mudah diserap, namun umumnya mengandung kalori lebih tinggi untuk mengejar kenaikan berat badan. Ada lagi susu formula khusus bebas laktosa, untuk anak yang alergi laktosa, atau susu formula terhidrolisa untuk anak yang alergi susu sapi," jelas Ariani dalam acara diskusi tentang Mengenal Varian Susu untuk Tumbuh Kembang Anak yang diselenggarakan Forum Ngobras di Jakarta, Senin (14/8/ 2017).
Dede menambahkan, dari sisi pemakaian maupun industri, susu bubuk lebih mudah diaplikasikan pada anak dan sangat aman.
Susu bubuk juga memiliki keuntungan yakni daya awet cukup tinggi dan dapat diformulasi sesuai kebutuhan gizi. Misalnya ditambahkan serat, prebiotik dan lain-lain. 'Satu lagi untuk susu pertumbuhan anak, umumnya prosedur pembuatannya memiliki standar keamanan yang sangat ketat," jelas Dede.
Ada lagi susu yang cukup dikenal oleh ibu rumah tangga yaitu susu kental manis. Menurut Ariani maupun Dede, susu kental manis tidak masuk kategori susu pertumbuhan melainkan susu untuk penambah rasa makanan.
Susu kental manis dibuat dari susu biasa yang dilakukan penguapan sampai menjadi padat. Setelah itu untuk mengganti kadar air yang diuapkan, maka digantikan dengan gula hingga 40-45 persen.
Fungsi gula sendiri adalah sebagai pengental dan pengawet sehingga susu kental manis dapat bertahan sampai satu tahun. "Jadi, susu kental manis seharusnya hanya diperuntukkan untuk tambahan makanan, dan bukan untuk anak-anak," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis