Suara.com - Metode pemberian makanan pendamping ASI dengan teknik Baby Lead Weaning (BLW) memicu pro kontra di kalangan para orangtua dan dokter. Salah satu artis yang mempeloporinya adalah penyanyi Andien Aisyah.
Melalui akun Instagramnya, Andien membagikan pengalaman Anakku Askara Biru (Kawa), buah hati pertamanya bersama Irfan Wahyudi yang asyik melahap 'finger food' sebelum menginjak usia enam bulan.
Padahal rekomendasi WHO menyatakan pemberian makanan pendamping ASI baru dapat diberikan saat anak memasuki usia 6 bulan.
Melihat fenomena ini Dr Lucia Nauli Simbolon SpA dari RSAB Harapan Kita mengatakan bahwa sebenarnya metode BLW ini dipelopori oleh Gill Rapley sekitar 10-15 tahun lalu. Ide awalnya adalah konsep back to nature yaitu bayi akan menyapih sendiri selepas dari periode ASI eksklusif.
Manfaat BLW, kata dia, sebenarnya belum pernah diteliti melalui penelitian dalam skala besar sehingga sampai saat ini manfaat dan aspek keamanannya belum bisa dibuktikan. Studi-studi tentang BLW, kata dia, baru sebatas studi observasional yang memiliki kekuatan bukti terendah, di mana disebutkan BLW dapat membentuk pola makan sejak dini dan menjaga berat badan ideal anak.
“Karena belum ada bukti yang kuat. Kami dokter anak berpandangan bahwa dalam pemilihan metode pemberian MPASI, kita sebaiknya berpedoman pada panduan WHO dan IDAI yaitu ASI eksklusif 6 bulan dan setelah dimulai dari pemberian makanan lembek, dan kemudian secara bertahap makanan kasar dan diharapkan di usia 1 tahun anak sudah siap dengan makanan seperti orang dewasa,” jelas dr. Lucia dalam acara Diskusi Plus Minus Baby Lead Weaning yang diselenggarakan Forum Ngobras di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Pemberian MPASI harus bertahap menurut dia karena menyesuaikan perkembangan fisik, oromotorik, kondisi saluran penceranaan dan juga emosi anak. Dari sisi kesiapan fisik misalnya si anak sudah menunjukkan refleks ekstrusi yang sudah jauh berkurang, kepala sudah tegak, sudah mampu duduk tanpa atau hanya dengan sedikit bantuan.
Dari sisi psikologis misalnya ada keinginan makan dengan cara membuka mulut, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan atau tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh.
"Pemberian MPASI tidak boleh terlambat atau terlalu cepat. Tepat waktu, dalam arti saat ASI eksklusif berakhir, maka kebutuhan gizi anak tidak dapat lagi dipenuhi melalui ASI sehingga harus didapatkan dari makanan pendamping. Jumlahnya harus cukup dari variasi gizi harus mengandung kandungan energi, protein, makronutrien, mikronutrien serta aman untuk dikonsumsi," tambah dia.
Baca Juga: Raisa Diam-diam Minta Suami Andien Jadi Fotografer Acara Lamaran
Selain itu, tambah Lucia, kecukupan nutrisi juga menjadi perhatian bagi orangtua yang memilih metode BLW. Ada kecenderungan anak yang diberikan MPASI dengan BLW akan mengalami kekurangan zat besi, yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang yang optimal.
"Hal ini karena sumber utama zat besi adalah makanan hewani seperti daging dan telur, yang sulit diberikan dengan metode BLW. Bagi ibu yang bersikeras memberi BLW sebaiknya anak diberikan suplementasi zat besi tambahan agar anak tidak kekurangan zat besi," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
-
LPS soal Indeks Situasi Saat Ini: Orang Miskin RI Mengelus Dada
Terkini
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit