Suara.com - Usaha menurunkan berat badan dalam kondisi tertentu dapat ditentukan oleh bakteri dalam usus. Hal tersebut dinyatakan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Obesity.
Sekitar 54 orang dengan kondisi kelebihan berat badan ditugaskan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Copenhagen, Denmark, dan mereka diberi dua metode diet yang berbeda selama 26 minggu.
Menurut penelitian, satu dari dua diet ini lebih efektif daripada metode diet yang lain. Dalam observasi, bakteri Prevotella dan Bacteroides yang memainkan peran penting dalam sistem pencernaan peserta dinyatakan dapat menentukan berapa berat badan yang bisa hilang dari para peserta.
Peserta dengan rasio Prevotella yang lebih tinggi menurut studi bisa kehilangan lebih banyak lemak dalam tubuh dibandingkan dengan mereka yang memiliki jumlah bakteri seimbang. Di sisi lain, orang dengan rasio Prevotella yang lebih rendah tidak mengalami penurunan berat badan pada diet yang lebih baik.
Sesuai laporan Medical News Today, sekitar setengah dari populasi peserta memiliki rasio Prevotella yang tinggi. Ini bisa jadi alasan di balik mengapa diet tertentu hanya akan lebih efektif untuk orang tertentu.
Penulis penelitian pertama yaitu Profesor Mads Fiil Hjorth dikutip oleh The Independent mengatakan, "Studi tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar setengah dari populasi akan berhasil menurunkan berat badan jika mereka makan sesuai dengan rekomendasi diet nasional Denmark dan makan lebih banyak buah, sayuran, serat, dan biji-bijian utuh. Bagian lain dari populasi tampaknya tidak mendapatkan keuntungan berat dari perubahan diet ini. "
Tim peneliti kemudian berusaha merekomendasikan para pelaku diet untuk menemukan diet tepat yang sesuai dengan tubuhnya. Caranya dengan 'menguji' kandungan tinja atau sampel darah untuk mengetahui bakteri usus seseorang adalah jenis yang tepat untuk diet tertentu.
Menurut mereka, diet harus diubah sesuai dengan ketidakseimbangan bakteri usus sehingga tingkat Prevotella atau Bacteroides bisa seimbang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan