Suara.com - Bahan kimia berbahaya secara tidak kita sadari, telah terkontimasi dengan bahan kimia berbahaya. Hal ini, tentu bisa membahayakan dan menyebabkan kerusakan pada beberapa organ dalam tubuh.
Pada lelaki, bahan kimia berbahaya, bahkan bisa menghentikan produksi testosteron yang sehat di dalam tubuh dan akan mempengaruhi sistem endokrin pada umumnya.
Beberapa penelitian juga mengungkap, adanya hubungan antara menelan bahan kimia berbahaya dengan tingkat kelahiran yang rendah. Jadi sebaiknya, mulailah mengajak keluarga Anda beralih ke makan makanan alami dan organik dibandingkan makanan olahan.
Nah, berikut beberapa bahan kimia yang sering ditemukan dalam makanan olahan, terkait dengan masalah kesehatan lainnya pada lelaki, seperti yang dilansir Boldsky.
1. Phthalate
Paparan phthalate dapat menyebabkan sungsi testis menurun yang mempengaruhi kondisi janin. Bahan kimia ini sering ditemukan di lantai vinyl, deterjen, plastik otomotif, sabun, sampo, deodoran, semprotan rambut, kemasan makanan, dan lainnya.
2. Bisphenol A
Ini adalah bahan kimia umum yang daoat ditemui di bahan plastik, termasuk yang ada di botol air yang dapat digunakan kembali, resin yang bisa menyemai di kaleng makanan, dan sebagainya. Hal ini dapat mengubah jalannya perkembangan janin dalam pada perempuan.
3. Methoxychlor dan Vinclozin
Ini adalah insektisida dan fungisida. Penelitian telah menunjukkan bahwa bahan kimia ini dapat menyebabkan perubahan pada tikus jantan yang lahir selama empat generasi berikutnya setelah paparan awal.
4. Nonylphenol Ethoxylates
Dikenal sebagai penghambat endokrin yang dapat mempengaruhi ekspresi gen dengan mengaktifkan atau menonaktifkan gen tertentu dan mengganggu cara kerja sistem kelenjar Anda.
5. Bovine Growth Hormones
Biasanya bahan kimia ini ditambahkan ke produk susu komersial yang merupakan penyebab masa pubertas yang terjadi lebih dini. Dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung zat ini, karena bahan kimia ini juga dapat mempengaruhi kesuburan lelaki.
6. Asbes
Bahan kimia yang sering digunakan untuk mengisolasi bangunan ini membuat lelaki berisiko tinggi terkena mesothelioma, kanker pada lapisan di sekitar paru-paru. Ini adalah salah satu bahan kimia yang bisa merugikan Anda.
7. Fluoride
Bahan kimia ini dikaitkan dengan tingkat kesuburan yang rendah, gangguan hormon dan jumlah sperma yang rendah. Hal ini dapat mempengaruhi kesuburan lelaki secara serius.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan