Suara.com - Sebuah penelitian menemukan, lelaki dan perempuan yang tidak aktif secara sosial dan mengisolasi diri memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan individu dengan jaringan sosial yang lebih besar.
Perempuan antisosial mengembangkan risiko diabetes tipe dua sebesar 60 persen lebih tinggi daripada perempuan sosial.
Sementara lelaki memiliki risiko diabetes tipe 2 sebesar 42 persen lebih tinggi, dan meningkat hingga 94 persen bagi kaum Adam yang memilih tinggi membujang sendirian.
"Studi ini adalah yang pertama menghubungkan karakteristik jaringan sosial seperti dukungan sosial, ukuran jaringan atau jenis hubungan dengan berbagai tahap diabetes Tipe 2," kata penulis utama penelitian, Stephanie Brinkhues dari Maastricht University Medical Center di Belanda.
"Orang yang tinggal sendiri tampaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan diabetes tipe 2, mereka harus diakui sebagai kelompok berisiko tinggi dalam perawatan kesehatan. Ukuran jaringan sosial dan partisipasi dalam aktivitas sosial pada akhirnya dapat digunakan sebagai indikator risiko diabetes,"tambah rekan penulis, Miranda Schram.
Untuk penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Public Health, tim melibatkan 2.861 lelaki dan perempuan yang berusia 40 sampai 75 tahun.
Perubahan awal metabolisme glukosa dapat menyebabkan keluhan yang tidak spesifik, seperti rasa lelah dan perasaan tidak sehat, yang mungkin menjelaskan mengapa individu membatasi partisipasi sosial mereka.
Karena itu, peneliti mengimbau adanya integrasi dan partisipasi sosial dalam strategi pencegahan diabetes tipe 2.
"Temuan kami mendukung gagasan bahwa menyelesaikan isolasi sosial dapat membantu mencegah perkembangan diabetes tipe 2," tambah Brinkhues lagi. (Zeenews)
Baca Juga: Nasi Putih, Kentang dan Jagung, Mana Paling Sehat untuk Diabetes?
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA