Suara.com - Sekelompok peneliti dari London mengatakan bahwa mengurangi kebiasaan merokok tidak akan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke secara signifikan.
Hal tersebut terungkap dalam jurnal BMJ, ketika seseorang yang menghisap satu batang rokok sehari, 50 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung dan 30 persen lebih mungkin terkena stroke daripada orang yang tidak pernah merokok sama sekali.
Melalui fakta tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat merokok yang aman. Entah itu hanya tiga batang sehari, dua batang sehari, atau bahkan hanya satu batang sehari.
Walau begitu, peneliti juga mengatakan bahwa seseorang yang mengurangi kebiasaan merokok cenderung secara perlahan akan berhenti merokok sepenuhnya.
Prof Allan Hackshaw dari Institut Kanker UCL di University College London yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan kepada BBC bahwa ada kecenderungan tren mengurangi rokok dan berpikir bahwa hal tersebut merupakan pilihan yang baik.
"Ada kecenderungan di beberapa negara, perokok berat mengurangi rokok dan berpikir bahwa itu benar," kata Alan seperti yang Suara.com kutip dari laman BBC.
Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, tim peneliti dari University College London menganalisis 141 studi yang telah diterbitkan oleh BMJ.
Hasilnya, kebiasaan menghisap 20 batang rokok perhari akan menyebabkan tujuh serangan jantung atau stroke pada sekelompok yang terdiri 100 orang.
Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi Cepat, Ini Rahasianya
Tapi jika kebiasaan tersebut dikurangi secara drastis dan menjadi satu batang sehari, masih akan ada tiga serangan jantung pada kelompok tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa lelaki yang mengisap satu batang rokok sehari memiliki risiko 48 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dan 25 persen lebih mungkin terkena stroke dibanding mereka yang tidak pernah merokok sama sekali.
Bagi perempuan, angka akan menjadi lebih tinggi dengan sekitar 57 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung dan 31 persen lebih mengkin berisiko terkena serangan stroke.
Tapi Alan juga mengungkapkan bahwa mereka yang berhenti merokok secara total dapat dengan cepat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dalam tubuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!