Kinerja Pencernaan saat Puasa
Lalu, bagaimana kinerja pencernaan saat puasa? Tentunya saat Anda tengah puasa, beban kerja dari sistem pencernaan akan berkurang dari biasanya. Saat puasa Ramadan, sistem pencernaan akan bekerja seperti biasanya saat Anda makan sahur.
Selama 8 jam setelah makan sahur, sistem pencernaan akan mengubah makanan yang Anda makan saat sahur menjadi glukosa untuk energi tubuh. Setelah itu, tubuh akan masuk ke dalam mode puasa, di mana usus telah selesai menyerap nutrisi dari makanan terakhir tersebut. Pada mode puasa ini, kadar gula darah Anda akan mulai menurun.
Jika dalam keadaan normal, glukosa tubuh Anda yang tersimpan di hati dan otot-otot (glycogen), akan menggantikan peran glukosa yang datang dari makanan.
Glycogen inilah yang kemudian digunakan tubuh Anda untuk memberikan energi pada otak dan bagian tubuh lainnya. Sementara itu, pada saat ini, karena tidak perlu mencerna apapun (8 jam setelah sahur), sistem pencernaan Anda akan beristirahat dan melambatkan kinerjanya.
Saat puasa makanan berlanjut hingga sore hari, dan glycogen sudah habis digunakan oleh tubuh, maka tubuh akan mencari sumber energi lain, yang datang dari lemak tubuh. Penggunaan lemak sebagai sumber energi tubuh inilah yang akan mengurangi kadar lemak jahat dan kolesterol yang ada di tubuh Anda, sekaligus menurunkan berat badan.
Energi yang berasal dari lemak bisa bertahan lebih dari 24 jam, dan jika Anda terus berpuasa hingga berhari-hari (tanpa mengonsumsi makanan apapun), maka saat lemak tubuh habis, tubuh akan beralih dengan mulai menggunakan protein tubuh sebagai sumber energi. Saat tubuh mulai menggunakan simpanan protein, maka Anda akan memasuki mode kelaparan.
Meski begitu, tentu puasa Ramadan tidak akan membuat Anda mencapai mode kelaparan. Pasalnya, Anda hanya puasa dari waktu subuh hingga senja, dan puasa yang yang dijalani diakhiri setiap harinya.
Karenanya, energi yang dibutuhkan dan digunakan oleh tubuh bisa diganti dengan glukosa dari makanan sahur dan makanan berbuka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?