Suara.com - Momen melahirkan merupakan fase hidup yang membekas bagi kaum hawa. Perasaan bahagia sekaligus cemas campur-aduk. Bahagia karena akhirnya bisa melihat buah hati terlahir sehat, cemas karena bingung bagaimana cara yang tepat untuk mengurus buah hati.
Disampaikan Luh Surini Yulia Savitri M.Psi., psikolog dari Tiga Generasi, momen melahirkan memang dapat memicu rasa stres bagi sebagian ibu. Stres setelah melahirkan ini kerap disebut baby blues yang ditandai dengan gejala sedih secara tiba-tiba, sulit tidur, hingga malas makan.
"Biasanya stres karena baby blues terjadi dua minggu pertama setelah proses persalinan. Ini terjadi karena hormon ibu bergejolak. Sebenarnya tergolong normal, biasanya akan berkurang rasa ini digantikan dengan kebahagiaan," ujar psikolog ini pada Pregnity Smart Sharing yang dihelat Preganen di Jakarta, belum lama ini.
Namun jika kondisi stres tetap ada bahkan semakin parah, Luh Surini Yulia Savitri mengatakan bahwa kondisi ini bisa merujuk pada depresi paska melahirkan.
Selain gejala di atas, para ibu yang depresi juga akan mulai menarik diri secara sosial, sulit konsentrasi, tidak merasa terikat dengan bayi, merasa tidak berguna, merasa bersalah dan malu, mengalami masalah fisik sakit di bagian organ reproduksi atau bekas caesar, sakit kepala, sakit punggung, hingga timbul perasaan ingin bunuh diri bahkan membunuh darah dagingnya sendiri.
"Sebenarnya kondisi ini bisa diminimalkan kemunculan dan keparahannya. Caranya tentu saja butuh dukungan suami dan keluarga besar. Kadang, bapak-bapak itu perlu diberitahu bahwa istri perlu bantuan. Nah, ini peran ibu untuk memberikan kesempatan pada ayah untuk membantu," tambah Luh Surini Yulia Savitri.
Dukungan ini, tukasnya, bisa berupa bantuan untuk mencari informasi seputar kehamilan hingga dukungan emosional. Para suami juga bisa memberi kenyamanan saat istri merasakan emosi negatif.
"Bisa dengan membantu istri mengurangi masalah fisik kalau istrinya pegal pijatin dong, bapak-bapak. Bisa juga memberi waktu "me time" untuk istri sehingga tidak stres," tambahnya.
Di akhir ujarannya, Luh Surini Yulia Savitri berpesan agar para calon orangtua rajin menggali informasi seputar kehamilan dan persalinan dengan dokter laktasi, berusaha tenang, dan saling bekerjasama dengan pasangan untuk melalui semua prosesnya bersama-sama.
Baca Juga: Kalah 2-0 di Kandang Persib, Begini Komentar Pelatih Sriwijaya FC
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya