Suara.com - Penurunan berat badan, kafein dan kebiasaan tidur ternyata memiliki kaitan erat satu sama lain. Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk terus mengawasi waktu tidur dan asupan kafein, terutama jika Anda sedang mencoba menurunkan berat badan.
Menurut ahli gizi asal India, Rujuta Diwekar, Anda tidak boleh minum kopi atau minuman berkafein lainnya setelah jam 3-4 sore.
Hal ini berhubungan dengan hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Barcelona, di mana diperlukan sekitar 45 menit kafein mempengaruhi tubuh, serta dibutuhkan banyak waktu untuk kafein menyerap ke dalam membran sel. Tak hanya itu, efek kafein juga cenderung bertahan selama sekitar 6 jam dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sleep Disorders & Research Center, Henry Ford Hospital, Detroit and the Department of Psychiatry and Behavioral Neurosciences, Wayne State College of Medicine, Detroit, menemukan kafein yang dikonsumsi 6 jam sebelum tidur memiliki efek mengganggu pada kualitas tidur seseorang.
Karena itulah, peneliti menyarankan untuk tidak mengonsumsi kafein selama minimal 6 jam sebelum tidur. Kafein membutuhkan waktu untuk sepenuhnya keluar dari sistem tubuh dan karenanya efeknya dapat terlihat bahkan setelah 6 jam dikonsumsi. Inilah sebabnya mengapa jam 3 atau 4 sore adalah waktu terakhir untuk secangkir kopi.
Kafein tidak hanya dapat membuat Anda terjaga dan menyebabkan kurang tidur, tetapi juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Sebuah studi mengatakan bahwa kehilangan 30 menit tidur setiap hari dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Ini jelas menunjukkan bahwa durasi tidur pendek dapat memiliki efek signifikan pada obesitas dan resistensi insulin. Jadi, jika Anda salah satu yang memiliki kebiasaan minum secangkir kafein setiap hari, maka berisiko gemuk dan mengundang sejumlah masalah kesehatan lainnya.
Selain kafein, minuman energi adalah sumber kafein yang tersembunyi.
"Minuman berenergi ini mengganggu kepadatan mineral tulang dan kesehatan hormonal, karenanya sebaiknya dihindari," kata Rujuta dilansir The Health Site.
Baca Juga: Cantiknya Kimberly Ryder Jadi Pengantin Edward Akbar
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Public Health menyatakan kadar gula dan kafein yang tinggi dalam minuman energi dapat menyebabkan masalah seperti penyalahgunaan zat dan agresi, masalah kesehatan mental dalam bentuk kecemasan dan stres, tekanan darah tinggi, kegemukan, kerusakan ginjal, kelelahan, sakit perut dan iritasi.
Tak hanya itu, minuman obat penghilang rasa sakit, pil penurun berat badan, teh hijau dan cokelat adalah sumber kafein lain yang sering tidak disadari dapat menghambat upaya penurunan berat badan dengan mengganggu pola tidur alami.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak