Suara.com - Bekerja lima hari dalam satu minggu seakan sudah menjadi rutinitas kebanyakan orang sejak usia produktif. Tapi, jika Anda memasuki usia 40 tahun, sebaiknya kurangi jam kerja Anda menjadi lebih rendah, karena bisa meningkatkan kualitas produktifitas Anda, Inilah yang dikatakan dalam sebuah studi penelitian.
Disebutkan dalam studi, bahwa produktivitas justru akan meningkat jika mereka (usia 40 tahun ke atas) bekerja dengan jam yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Melbourne di bawah Melbourne Institute of Applied Economics and Social Research, mengevaluasi karier, keluarga, dan kesejahteraan individu dan ekonomi para peserta.
Para peneliti menguji kemampuan kognitif peserta studi. Mereka diuji pada tingkat yang berbeda yang mengharuskan mereka untuk mencocokkan angka dan huruf dalam waktu tertentu dan membaca daftar angka secara mundur. Setelah tes selesai, para ilmuwan membuat beberapa pengamatan yang menarik.
Menurut para peneliti, orang yang berusia di atas 40 tahun memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dan lebih produktif ketika mereka bekerja hanya tiga hari dalam seminggu.
Colin McKenzie, salah satu peneliti yang mengambil bagian dalam studi tersebut mengatakan bahwa bekerja berjam-jam mungkin membuat seseorang tidak produktif setelah mereka mencapai usia tertentu. Menurutnya, bekerja berlebihan bisa lebih merusak fungsi otak dibandingkan tidak bekerja sepenuhnya.
Stres dan kelelahan adalah faktor utama yang mempengaruhi produktivitas seseorang. Menurut para ahli, ketika orang memasuki usia 40 tahun, mereka harus belajar untuk lebih rileks karena akan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih baik, baik secara pribadi maupun profesional, dan hal itu akan memicu meningkatkan produktifitasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan