Suara.com - Sama seperti karakteristik fisik, risiko penyakit jantung juga bisa diwariskan dari kedua orangtua Anda, kata lain Anda juga punya risiko alami penyakit jantung.
Ada banyak jenis penyakit jantung berbeda yang dapat diwariskan dalam silsilah keluarga. Misalnya saja aritmia, kelainan katup jantung, serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung.
Risiko Anda untuk mengalami penyakit jantung jika punya gen keturunan bisa lebih tinggi daripada orang lain yang hanya menjalani gaya hidup buruk saja, tapi tidak mewarisi gen pemicu penyakit jantung dari orangtua atau kakek-neneknya.
Bagi orang-orang yang punya keluarga dengan penyakit jantung, kunci untuk mencegahnya adalah dengan mengubah gaya hidup jadi lebih sehat, beber spesialis kardiovaskuler, Dr Vito A Damay, SpJP(K), M Kes FIHA FICA, yang juga sekaligus menjadi presenter acara kesehatan di TV nasional.
“Jika orangtua memang punya penyakit jantung, sebenarnya peluang Anda untuk kena penyakit jantung bisa lebih rendah jika terbiasa hidup sehat,” kata dr Vito, ketika diwawancarai oleh tim Hello Sehat di Sudirman, Jumat (28/9).
Langkah yang harus ditempuh agar hidup tetap sehat dan jauh dari risiko penyakit jantung?
1. Makan makanan yang sehat untuk jantung
Jika Anda punya keturunan penyakit jantung, Anda harus perhatikan baik-baik apa yang Anda makan dan minum setiap hari. Pada umumnya, Anda harus mulai mengurangi asupan makanan tinggi garam, makanan berlemak, makanan berminyak, berkolesterol tinggi, makanan dan minuman manis, hingga makanan dan minuman prosesan yang berpengawet.
Sebagai gantinya, perbanyak makan buah dan sayuran segar serta kacang dan biji-bijian. Juga, pilihlah sumber makanan berprotein tanpa lemak dan makanan yang tinggi omega-3 seperti ikan salmon dan tuna.
Baca Juga: Dituduh Dapat Suap Meikarta, Kubu Jokowi Mau Perkarakan Ferry
2. Olahraga rutin untuk jaga berat badan
Orang yang gemuk atau kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk mengalami penyakit jantung, khususnya serangan jantung. Pasalnya, tumpukan lemak akan menghambat kerja jantung untuk mengalirkan darah sehingga meningkatkan tekanan darah. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama dari penyakit jantung.
Untuk mengecek apakah berat badan Anda sekarang sudah ideal atau malah berisiko obesitas, hitung dengan kalkulator indeks massa tubuh Hello Sehat atau di bit.ly/indeksmassatubuh. Jika skor BMI Anda sama dengan atau melampaui 30, ini menandakan masalah berat badan serius. Segera konsultasi ke dokter untuk membuat rencana olahraga yang efektif demi menurunkan berat badan.
3. Rutin cek kesehatan
Lebih lanjut dr Vito menekankan pentingnya cek kesehatan (medical checkup) rutin untuk mendeteksi risiko penyakit jantung keturunan. Segera skrining kesehatan di rumah sakit terdekat mulai dari usia 20 tahun.
Jika ternyata hasil medical checkup normal atau risiko Anda rendah, Anda bisa kembali melakukan skrining maksimal 5 tahun kemudian. Namun bagi Anda yang termasuk orang berisiko tinggi mengalami penyakit jantung karena keturunan, cek lagi keseluruhan kondisi kesehatan Anda dalam 6 minggu hingga 3 bulan setelahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara