Suara.com - Penyakit tidak menular seperti stroke, serangan jantung, kanker, hingga diabetes menempati daftar penyakit yang paling banyak diidap masyarakat Indonesia sepanjang 2018. Lalu kira-kira apakah penyakit ini masih membayangi Indonesia di 2019 mendatang?
Disampaikan peneliti dr. Rina Agustina, MSc,PhD dari Departemen llmu Gizi, FKUl-RSCM, permasalahan penyakit di Indonesia dan negara berkembang saat ini adalah beban ganda penyakit, di mana di satu sisi kasus malnutrisi masih tinggi namun di sisi yang lain kasus obesitas juga terus merangkak. Kedua permasalahan ini, kata dr. Rina, menjadi gerbang dari beragam penyakit tidak menular.
"Beberapa paper ada yang mengungkap bahwa malnutrisi stagnan sifatnya, jadi sangat tinggi, tapi ada penurunan. Sedangkan obesitas dan penyakit tidak menular itu accelerated atau kejar-kejaran," ujar dr. Rina dalam presentasi temuannya di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Bila intervensi tidak segera dilakukan, Rina menyebut bahwa penyakit tidak menular akan terus meningkat. Bahkan ia khawatir pada 2022 mendatang, kasus penyakit tidak menular akan melampaui kasus malnutrisi yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia dari berpuluh-puluh tahun yang lalu.
"Kalau kita lihat faktornya banyak sekali, individual problem dan lingkungan. Kalau kita lihat 10 penyakit di Indonesia bergeser, sekarang termasuk mental depression. Erat kaitannya terutama dengan urbanisasi," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. dr. Endang L Achadi, MPH, DrPH dari Fakultas Kesehatan Masyarakat FKUI mengatakan bahwa intervensi untuk mencegah penyakit tidak menular di masa mendatang harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Menurut dia, anak yang terlahir dengan kondisi stunting lebih berisiko mengidap penyakit tidak menular ketika dewasa.
"Jadi kalau sekarang banyak kasus penyakit tidak menular (PTM), coba dilihat angka stunting 30 tahun yang lalu. Karena rombomgan yang berisiko sangat tinggi mengidap PTM itu mereka yang stunting. Kalau kita intervensi stuntingnya, maka akan berpengaruh dengan penurunan PTM 30 tahun mendatang," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan