Suara.com - Perempuan perlu tahu bagaimana cara mengatasi sakit kepala usai persalinan caesar.
Persalinan caesar adalah salah satu pilihan untuk melahirkan bayi. Anestesi yang diberikan kepada Anda sesaat sebelum operasi caesar mungkin memiliki efek samping, salah satunya sering pusing dan sakit kepala.
Biasanya, persalinan caesar wajib dilakukan terhadap beberapa kondisi darurat yang bisa membahayakan ibu dan bayinya. Cara ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut ibu yang memungkinkan rahim dibuka untuk bayi dilahirkan.
Ketika anestesi disuntikkan di daerah tulang belakang, tubuh mungkin akan terasa sakit tidak hanya di daerah tersebut, tetapi juga rasa sakit yang mengganggu di kepala dan leher.
Nyeri ini biasanya mulai muncul beberapa saat setelah persalinan dilakukan. Setidaknya sekitar satu persen perempuan yang telah menjalani persalinan caesar mengalami sakit kepala seperti ini.
Karena epidural diberikan di daerah tulang belakang, banyak lapisan yang juga ikut tertusuk begitu injeksi mencapai tulang belakang. Kadang-kadang, injeksi mungkin lebih dalam dari yang dibutuhkan dan bisa menusuk lapisan sumsum tulang belakang juga.
Hal ini bisa menyebabkan bagian yang dipenuhi cairan bocor dan mengosongkan area di sekitar sumsum tulang belakang. Ketika cairan ini berinteraksi dengan bagian lain maka hasilnya adalah sakit kepala yang kuat, konstan, dan menjengkelkan.
Penyebab lain dari sakit kepala pasca operasi caesar adalah kekurangan zat besi, ketegangan otot, ketidakseimbangan hormon, fluktuasi tekanan darah hingga kurang tidur.
Preeklampsia postpartum juga telah dikaitkan dengan sakit kepala pascaoperasi caesar. Kondisi ini terjadi ketika ada kelebihan protein dalam urin Anda bersama dengan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Sepatu Mirip Kaki Kambing Ini Diprediksi Akan Hits di 2019
Seperti apa sakit kepala setelah operasi caesar?
Biasanya sakit kepala dirasakan di belakang kepala dan di belakang telinga. Mungkin ada semacam rasa sakit di sekitar bahu dan leher juga. Gejala-gejalanya tidak langsung dimulai begitu saja pasca operasi caesar dilakukan. Mungkin mulai muncul beberapa hari setelah operasi.
Sangat penting untuk terus memberi tahu dokter tentang hal itu dan tidak menganggap gejala-gejala ini ringan, terutama jika rasa sakitnya semakin parah dan disertai dengan gejala lain. Ini mungkin, karena daerah tulang belakang yang tertusuk terlalu dalam dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya jika tidak ditangani.
Berikut gejala-gejala umum dari sakit kepala usai operasi caesar:
1. Rasa sakitnya bisa berupa denyutan ringan atau kadang-kadang berdebar-debar di dalam kepala dengan sakit parah yang tak dapat dihentikan.
2. Sakit kepala cenderung memburuk ketika Anda berdiri, berjalan atau duduk dalam posisi tegak.
3. Mual
4. Perut mulas
5. Muntah
Bagaimana sakit kepala setelah operasi caesar diobati?
- Anda bisa mencoba pengobatan rumahan, seperti berbaring di tempat tidur di ruangan yang temaram. Ini mengurangi rasa sakitnya.
- Beristirahat terkadang adalah cara terbaik untuk meredakan sakit kepala.
- Peningkatan asupan cairan terbukti memiliki efek positif pada pengurangan sakit kepala.
- Asupan kafein dapat membantu mengurangi sakit kepala.
- Beberapa obat mungkin berguna, seperti obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Namun, penting untuk diketahui bahwa Anda tidak boleh berobat sendiri tanpa persetujuan dokter. Ini karena, setelah prosedur pembedahan, tubuh Anda masih menjalani proses penyembuhan dan juga karena Anda akan menyusui bayi Anda, semua obat tidak aman selama menyusui. Jika rasa sakitnya parah, Anda mungkin perlu mengunjungi dokter Anda untuk menerima pandangan medis tentang masalah dan perawatan yang tepat, jika perlu.
Itulah beberapa cara mengatasi sakit kepala usai persalinan caesar.
Berita Terkait
-
Sering Sakit Kepala di Tempat yang Sama Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius
-
Canggih, Tak Lama Lagi Operasi Caesar Bisa Dilakukan oleh Robot
-
5 Cara Mudah Obati Sakit Kepala Ala Rumahan
-
Sakit Kepala 10 Tahun, Lelaki Ini Minum 15 Pil Obat Setiap Hari
-
Alami Sakit Kepala Usai Berhubungan Seks, Ini Penyebabnya!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak