Suara.com - Makan Spageti Basi, Orangtua Dapati Anaknya Tak Bernyawa.
Menurut laporan awal yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Microbiology, seorang siswa di Belgia dengan inisial AJ tiba-tiba meregang nyawa setelah makan spageti saus tomat yang dimasak lima hari sebelumnya.
Sebelum melahapnya AJ memanaskannya lebih dulu menggunakan microwave.
Penulis laporan itu bercerita bahwa setelah makan spageti, AJ meninggalkan rumah untuk berolahraga. Namun 30 menit kemudian ia kembali pulang karena mengeluh sakit kepala, sakit perut dan mual.
"Pada saat sampai di rumah, dia muntah sangat banyak selama beberapa jam dan pada tengah malam ia mengeluhkan diare cair selama dua kali," kata penulis dalam laporan itu.
AJ diketahui tidak mengonsumsi obat apapun dan hanya minum air putih. Lalu ia tertidur dan pada keesokan harinya pukul 11 siang, orangtua AJ mendapati anaknya dalam kondisi tak bernyawa.
Pemeriksaan post-mortem menentukan bahwa AJ telah meninggal pada pukul 4:00 pagi, dan ditemukan bakteri B. cereus dalam sampel pasta yang tersisa yang diyakini menjadi penyebab kematian AJ.
Dalam klip YouTube yang ditonton lebih dari 1,8 juta kali, Dr Bernard, yang mengidentifikasi dirinya sebagai penyedia informasi kesehatan berlisensi di AS, menjelaskan bahwa pasta basi telah menutup liver AJ.
"Biasanya, keracunan makanan hanya menyebabkan peradangan lambung, mual, muntah dan diare. Tidak biasanya menyebabkan gagal liver akut, seperti yang dialami AJ," kata Bernard dilansir Nypost.
Baca Juga: Ini Bocoran Vivo V15 Pro
Bernard mengatakan penting untuk dicatat bahwa kematian AJ bukan kasus keracunan makanan yang "khas". Ia meminta masyarakat untuk waspada terhadap makanan yang disimpan lama tanpa pendingin, atau apa pun yang berbau aneh.
"Meskipun kami tidak dapat menyimpulkan bahwa bakteri B cereus sebagai penyebab langsung dari kematian AJ, kasus ini menggambarkan tingkat keparahan dari sindrom emetik dan diare dan pentingnya penyimpanan yang memadai untuk makanan. Pasalnya racun sudah terbentuk sebelumnya dalam makanan karena penyimpanan yang buruk," bunyi laporan tersebut.
Jadi memastikan kualitas makanan masih segar atau sudah basi cukup penting sebelum mengosumsi makanan agar tidak mengambil risiko yang didapat siswa ini usai makan spageti basi.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental