Suara.com - Dunia parenting baru saja dihebohkan dengan sepasang orangtua yang memaksakan bayinya menjadi vegan seperti mereka. Kedua orangtua yang berasal dari Florida, AS, memberi bayi yang baru berusia 5 bulan tersebut susu formula yang terbuat dari kentang. Bayi tersebut pun mengalami kekurangan gizi dan ditemukan dalam kondisi hampir meninggal oleh petugas kesehatan setempat.
Sebenarnya sah-sah saja jika Anda ingin mengajak bayi Anda mengikuti gaya hidup vegan. Dilansir dari laman Parents, Academy of Nutrition and Dietetics tidak melarang gaya hidup vegan untuk bayi dan anak-anak. Asalkan, Anda memberi perhatian ekstra pada diet si kecil untuk memastikan ia mendapatkan zat gizi yang dibutuhkannya.
"Anda mungkin mengecualikan makanan tertentu (seperti daging, telur, dan susu), tetapi perlu diperhatikan bahwa Anda tetap harus mendapatkan nutrisi yang ada di dalam makanan tersebut," kata Dr. Keith Ayoob, ahli gizi.
"Diet vegan rentan kekurangan kalsium, vitamin D, dan vitamin B12, yang semuanya banyak didapat dari makanan hewani. Dan khusus vitamin B12 yang secara alami memang hanya ada di makanan hewani, bayi dan anak-anak harus mendapatkannya melalui makanan yang difortifikasi oleh vitamin B12 atau suplemen," kata Dr. Ayoob.
Nah, jika Anda ingin memulai gaya hidup vegan sejak si kecil bayi, inilah yang harus Anda lakukan agar kebutuhan gizinya tetap terpenuhi.
- Susui lebih lama
Ahli diet Kaleigh McMordie, MCN, RDN, LD merekomendasikan Anda untuk menyusui bayi Anda lebih lama. "Bayi vegan harus disusui lebih lama daripada bayi non-vegan karena ASI adalah sumber nutrisi yang hebat," katanya. Perhatikan bahwa bayi di bawah 1 tahun tidak boleh minum susu selain ASI dan susu formula.
- Cari sumber makanan nabati untuk memenuhi kekurangan gizi
Pola makan vegan bisa menyebabkan seseorang kekurangan beberapa nutrisi penting. Selain kekurangan vitamin B12 dan vitamin D, diet vegetarian dan vegan juga berisiko kekurangan zat besi, seng, dan asam lemak Omega-3. Untuk memastikan bayi Anda mendapatkan cukup nutrisi penting ini, Anda bisa memberinya suplemen vitamin, memilih sereal dan jus yang difortifikasi, atau mencari sumber makanan nabati yang mengandung zat gizi tersebut untuk MPASI-nya.
Misalnya, untuk membantu bayi Anda mendapatkan 11 mg zat besi dan 3 mg seng yang ia butuhkan setiap hari, sereal yang difortifikasi zat besi bisa jadi pilihan. Atau pertimbangkan untuk memberinya tahu atau kacang-kacangan seperti buncis dan kacang merah. Demikian dikatakan Jenna Helwig, penulis buku Real Baby Food. Kacang kenari, biji rami, biji kale, dan chia seed semuanya menawarkan Omega 3 versi nabati, sementara jus jeruk atau susu kedelai yang difortifikasi vitamin D, serta ditambah setengah jam paparan sinar matahari tanpa tabir surya, bisa membantu mencukupi kebutuhan vitamin D.
- Berkonsultasi dengan ahli gizi
Jika dokter anak Anda tidak terlalu paham dengan pola makan vegan, cobalah berkonsultasi dengan ahli gizi. Seorang ahli gizi dapat secara khusus menyesuaikan menu, kebutuhan vitamin, serta rencana pemberian suplemen untuk si kecil.
Baca Juga: Syok, Keluarga Tadinya Percaya Jupiter Fortissimo Sudah Bebas Narkoba
"Seorang ahli diet yang terdaftar dapat membantu Anda merencanakan makanan pola makan vegan yang bergizi bagi anak Anda," kata McMordie.
- Berkreasilah dengan menu
Saat bayi Anda mulai mendapat MPASI, Anda harus menjadi ibu yang kreatif. "Dalam kasus anak-anak - yang masih mengembangkan preferensi rasa, mereka dan memiliki kebutuhan nutrisi spesifik dibandingkan dengan orang dewasa. Pastikan Anda menawarkan variasi makanan dan anak mengonsumsi berbagai makanan itu demi terpenuhinya kebutuhan gizi anak," jelas McMordie.
- Coba berbagai jenis protein
Untuk bayi yang baru memulai MPASI, buatlah waktu makannya lebih menyenangkan dengan memasukkan berbagai jenis protein vegan. "Untuk bayi vegan, protein kedelai adalah salah satu makanan yang paling kaya protein, ramah vegan dan serbaguna," kata Dr. Ayoob. "Tidak selalu harus dalam bentuk tahu atau tempe, cobalah berbagai bentuk kedelai. Daging sintetis, mungkin?"
Kacang juga merupakan makanan yang kaya protein. "Biarkan anak-anak mengambil sendiri kacang-kacangan, sekalian melatih mereka menggenggam," kata Dr. Ayoob.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara