Suara.com - Bukan Micin, Ini Penyebab Makan Keripik Kentang Bikin Nagih
Keripik kentang dan jenis makanan olahan lainnya kerap membuat siapapun yang mengonsumsinya jadi ketagihan. Banyak orang menyebut bahwa ini adalah efek dari kandungan monosodium glutamat atau yang kerap disebut micin oleh masyarakat awam. Namun benarkah demikian?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism pun mengungkap apasan dibalik rasa 'nagih' saat mengonsumsi keripik kentang dan makanan olahan lainnya.
Studi yang dilakukan National Institutes of Health ini menemukan bahwa makanan olahan memiliki tekstur yang khas yang membuat orang makan lebih cepat.
"Jika Anda makan dengan sangat cepat, maka sama saja tidak memberi cukup waktu saluran pencernaan untuk memberi sinyal kepada otak bahwa Anda kenyang. Hal inilah yang membuat Anda tidak bisa berhenti melahapnya," ujar penulis utama Kevin Hall, dilansir dari New York Post.
Selain itu, kata dia, makanan olahan juga cenderung lebih padat kalori sehingga membuat orang tidak pernah merasa puas untuk mengonsumsinya hingga menyadari bahwa kalori yang masuk berlebihan ke tubuh.
"Bisa jadi orang makan lebih banyak karena mereka berusaha mencapai target kalori tertentu," kata Hall.
Peneliti berniat untuk terus mengeksplorasi apa saja yang mendorong peningkatan konsumsi kalori di antara masyarakat yang mengonsumsi banyak makanan olahan.
Meski demikian mereka memahami mengapa makanan olahan masih jadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat.
Baca Juga: Sajian Lumpia Enam Rasa dan Keripik Lumpia, Modern Namun Tak Lupa Sejarah
"Kami tahu ada banyak faktor yang berkontribusi mengapa seseorang mungkin memilih makanan olahan daripada yang tidak diproses. Bagi orang-orang yang berada status sosial ekonomi rendah, mereka kurang memiliki keterampilan, peralatan, pengetahuan, dan biaya yang diperlukan untuk membuat makanan yang tidak diproses," imbuhnya.
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, penyakit kardiovaskular dan kematian dini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi