Suara.com - Kita pasti sering melihat bayi atau anak kecil mengisap jempol atau memasukkan benda lain ke dalam mulutnya. Pada dasarnya bayi memiliki refleks untuk membuka mulutnya setiap kali ada benda atau apapun yang mendekati mulutnya.
Hal tersebut wajar terjadi pada bayi yang masih proses mengenali puting susu sang ibu dan membantunya cara mengisap ASI selama masa menyusui. Tetapi, banyak orang tua yang berusaha menghentikan kebiasaan anaknya ini dengan memberi empeng atau dot.
Tetapi, apakah empeng adalah pilihan yang terbaik daripada membiarkan anak mengisap jempolnya?
Menurut American Dental Associaton, bayi memang sudah terbiasa mengisap jempol atau jari mereka sejak dalam kandungan. Karena itu, wajar jika mereka suka mengisap jempol di tahun pertama kehidupannya.
Sebab, mengisap jempol membuat bayi merasa lebih nyaman, tenang dan amat di situasi yang membuatnya terganggu, seperti di keramaian dan penuh orang asing.
Selain itu, kebiasaan mengisap jempol juga membantu mereka tidur lebih tenang karena mereka akan lebih mudah mendapatkan atau memasukkan jarinya ke dalam mulut agar nyaman.
Tetapi, kebiasaan mengisap jempol terlalu lama juga bisa menimbulkan dampak buruk. Karena seharusnya mereka sudah berhenti dari kebiasaan ini ketika usia 2-4 tahun.
Jika tidak, kebiasaan ini bisa mengganggu pertumbuhan gigi dan menyebabkan perubahan atap mulutnya. Selain itu dilansir dari hellosehat.com, kebiasaan ini juga menyebabkan masalah pada kulit kuku, seperti menipis, luka dan infeksi.
Di sisi lain, bayi juga belum memiliki kesadaran akan kebersihan. Sehingga ia bisa saja memasukkan jarinya ke dalam mulut setelah bermain di lantai, memegang benda asing dan sebagainya. Hal tersebut mungkin saja menimbulkan penyakit lainnya.
Baca Juga: Kebiasaan Pangeran Louis Isap Jempol Ternyata Menyimpan Manfaat Mengejutkan
Namun, penggunaan empeng agar bayi berhenti mengisap jempol juga tidak sepenuhnya pilihan terbaik. Sebab, kebiasaan memberi empeng bisa membuat bayi mengalami gangguan menyusui seperti bingung puting.
Kelebihannya, American Academy of Pediatrics dilansir dari verywellfamily.com, penggunaan empeng bisa menurunkan risiko anak mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Hasil penelitian British Medical Journal tahun 2005 telah menemukan bahwa bayi yang menggunakan empeng saat tidur berisiko lebih kecil meninggal karena SIDS daripada mereka yang tidak memakainya sama sekali.
Tapi, para ahli juga berpendapat bahwa empeng juga cenderung menyebabkan masalah gigi. Selain itu, penggunaan empeng juga meningkatkan risiko infeksi telinga.
Sehingga cukup sulit untuk menentukan antara mengisap empeng atau jempol yang baik untuk bayi. Karena dua hal itu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Meski begitu para ahli lebih menyarankan untuk memberikan anak empeng daripada membiarkannya mengisap jempol.
Berita Terkait
-
Rekomendasi Sikat Botol dan Dot Bayi Terbaik, Aman dan Ramah Budget
-
Jadi Incaran Ibu-ibu Baru, Ini 4 Variasi Botol Susu Hegen Beserta Harganya dari yang Termurah
-
Viral Ibu Bagi-Bagi ASI saat Bulan Ramadan sampai Ditegur Tokoh Agama, Begini Klarifikasinya
-
Baby Lily Pakai Barang Rp70 Ribuan Bikin Netizen Tergiur: Masih Wajar Harganya, Besok Gue Beli Dua!
-
Ingin Anak Cerdas dan Kebal Penyakit? Lakukan Ini Saat Menyusui!
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?