Suara.com - Media sosial memang memiliki pengaruh positif serta negatif bagi penggunanya. Sebagai catatan penting, pengaruh negatif media sosial berhubungan erat dengan kesehatan mental penggunanya.
Banyak penelitian telah menemukan korelasi antara penggunaan media sosial yang tinggi dan kesehatan mental yang lebih buruk. Masalah yang ditimbulkan bisa berupa depresi, gangguan kecemasan, perasaan kesepian dan isolasi, harga diri yang lebih rendah, bahkan hingga bunuh diri.
Namun dua studi baru, seperti yang dilansir dari Forbes, menggarisbawahi adanya kenyataan sebab-akibat antara media sosial dengan kesehatan mental.
Salah satunya adalah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Pennsylvania dan diterbitkan dalam Journal of Social and Clinical Psychology. Penelitian itu dilakukan terhadap 140 mahasiswa yang menggunakan Facebook, Snapchat dan Instagram.
Sebelum dan sesudah analisis ini, para peserta juga mengisi kuesioner. Dengan begitu, peneliti paham bagaimana mereka melakukannya secara psikologis. Mereka secara khusus tertarik pada kecemasan, depresi, kesepian, dan perasaan takut ketinggalan atau FOMO.
Seperti yang diharapkan para peneliti, koresponden yang membatasi penggunaan media sosial hingga 30 menit setiap harinya merasa lebih baik setelah tiga minggu. Mereka juga melaporkan adanya penurunan tingkat depresi, rasa kesepian, perasaan FOMO serta kecemasan.
"Menggunakan lebih sedikit media sosial daripada biasanya akan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam depresi dan kesepian," tutur penulis studi, Melissa G. Hunt.
"Efek ini terutama diucapkan untuk orang-orang yang lebih tertekan ketika mereka bekerja," sambungnya.
Berdasarkan hasil penelitian itu, ia juga menyarankan kita tidak perlu menghentikan penggunaan media sosial sepenuhnya. Kita hanya perlu mengurangi penggunaannya saja.
Baca Juga: Hati-hati, 7 Unggahan di Media Sosial Ini Bisa Merusak Karier Lho!
"Agak ironis bahwa mengurangi penggunaan media sosial sebenarnya membuat Anda merasa tidak terlalu kesepian," kata Hunt.
"Beberapa literatur yang ada di media sosial menunjukkan besarnya perbandingan sosial yang terjadi. Ketika Anda melihat kehidupan orang lain, terutama di Instagram, mudah untuk menyimpulkan bahwa kehidupan orang lain lebih keren atau lebih baik daripada kehidupan Anda."
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara