Suara.com - Tahun 2019 terdapat penambahan kuota haji sebanyak 10 ribu jemaah, sehingga total jemaah haji dari Indonesia mencapai 231 ribu jiwa. Penambahan kuota haji ini membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah jemaah terbesar di dunia.
Tantangan pelayanan kesehatan haji setiap tahun terus berubah dan bertambah seiring meningkatnya jumlah jemaah haji risiko tinggi, beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial budaya, serta kondisi fisik termasuk pada saat penerbangan menuju Arab Saudi.
Belum lagi ditambah kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di tanah air seperti perbedaan musim, kelembaban udara yang rendah, perbedaan lingkungan sosial budaya, keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji, dan kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina. Hal ini dapat berdampak terhadap kesehatan jemaah haji.
Namun sebelum hal-hal tersebut di atas, jemaah haji harus menempuh perjalanan menggunakan pesawat selama 9 hingga 12 jam dari embarkasi sampai ke Madinah atau Jeddah. Perjalanan haji yang lama di pesawat juga akan memengaruhi kondisi kesehatan jemaah karena beberapa keadaan yang sakit dapat timbul dan memperberat keadaan jemaah yang mempunyai penyakit sebelumnya.
Untuk meningkatkan intervensi dalam pelayanan dan pengendalian faktor risiko kesehatan diperlukan pengetahuan tentang pengaruh kondisi penerbangan terhadap kesehataan jemah haji.
“Selama penerbangan, kondisi lingkungan udara berbeda dengan kondisi lingkungan daratan. Bertambahnya ketinggian dan berkurangnya kadar oksigen, dapat menyebabkan sakit atau rasa tidak nyaman pada tubuh jemaah selama perjalanan seperti gangguan pernapasan, Deep Vein Thrombosis, dehidrasi, jet lag, dan mabuk udara,” kata Menkes, dalam rilis yang diterima Suara.com, Jumat (14/6/2019).
Data tahun 2018, sebanyak 2.366 jemaah haji mengalami sakit saat tiba di Arab Saudi dan beberapa di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi. Demikian pula pada masa pemulangan, faktor kondisi lingkungan di pesawat menjadi pertimbangan pemulangan jemaah haji sakit. Hal ini terlihat pada tahun 2018 sebanyak 54 jemaah haji masih tertinggal di Rumah Sakit Arab Saudi pasca operasional karena kondisi kesehatan yang belum laik terbang.
Menkes berharap pelayanan kesehatan penerbangan haji tahun ini dapat berjalan lebih baik. Para petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) diharapkan akan mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik sebelum keberangkatan, selama penerbangan, saat di Arab, maupun setelah kembali ke Tanah Air.
Saat ini jumlah TKHI sebanyak 1.521 orang dan 306 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan. Dengan adanya rencana penambahan 10 ribu kuota haji, niscaya akan membutuhkan penambahan personil.
Baca Juga: Waspada MERS-CoV, Menkes Imbau Jemaah Haji Jangan Dekat-Dekat Unta
"Mereka diharapkan dapat melakukan sosialisasi dalam bentuk promotif dan preventif kepada jemaah di tingkat kabupaten/kota pada tahap awal dan selama masa tunggu. Diharapkan jemaah mendapatkan konseling kesehatan untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan di tanah air maupun di tanah suci," tandas Menkes Nila.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
Terkini
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025