Suara.com - 5 Penyakit Kritis Ini Meningkat, Beban Biaya Semakin Besar.
Sesuai dengan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan 2018, prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker, stroke, ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi, menjadi 5 penyakit kritis mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013.
Hasil laporan tersebut menyebut, bahwa penyakit stroke merupakan salah satu penyakit yang mengalami kenaikan paling tinggi, dari 7 persen menjadi 10,9 persen dan penyakit ginjal kronik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular, Rumah Skait MRCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Indra Manullang mengungkap, angka ini semakin tinggi akibat adanya pergeseran gaya hidup di masyarakat.
"Saat ini sudah mulai banyak orang usia muda yang mengalami penyakit jantung, bahkan pasien saya yang termuda usianya 18 tahun. Kenapa? Saat ini mereka yang merokok semakin muda, stres juga semakin dialami oleh anak muda, makanan yang tidak dijaga dan kurang aktif bergerak," jelas dia dalam Talkshow Sehat Ayo Pahami Penyakit Kritis dan Cegah Sejak Dini AXA Mandiri, Jakarta, Kamis, (27/06/2019).
Seseorang yang didiagnosa menderita penyakit kritis, pasti membutuhkan biaya besar dalam pengobatan. Untuk melindungi diri dari beban finansial yang besar akibat terkena penyakit kritis, sebagian orang melindungi dirinya dengan membeli asuransi penyakit kritis.
Salah satunya solusi perlindungan yang dimiliki AXA Mandiri, yaitu Solusi Perlindungan Penyakit Kritis yang memiliki beragam manfaat, di antaranya 100 persen uang pertanggung jawaban untik stadium awal, perlindungan jiwa hingga usia 100 tahun, perlindungan terhadap 120 kondisi kritis dari stadium awal sampai dengan usia 85 tahun hingga 100 persen uang pertanggungan untuk stadium akhir.
"Kami berharap upaya ini menjadi salah satu kesempatan yang baik dalam memperkenalkan manfaat asuransi kepada masyatakat secara luas melihat penyakit kritis semakin meningkat, beban biaya semakin meningkat," tutup Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma.
Baca Juga: Metode My DNA, Cara Cepat Cek Obat Apakah Mempan Atasi Penyakit Kita
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas