Suara.com - Aktor senior Tio Pakusadewo mengalami stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah sehingga ia harus dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
Surya, manajer Nagra Kautsar, putra aktor Tio Pakusadewo membenarkan Tio Pakusadewo terkena stroke.
"Saya belum ke sana, gimana soalnya kan saya baru dapat kabar tadi pagi juga, jadi belum tahu untuk saat ini keadaannya. Yang jelas sih beliau sudah ditangani di Rumah Sakit Cawang," kata Surya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (9/7/2019).
Tetapi menurut putranya, Nagra, kondisi Tio pada Selasa kemarin sudah mulai membaik.
"Kebetulan saat ini ditemani putranya, mas Nagra, tadi sih saya coba WA Nagra, katanya sih sudah agak mendingan lah," ungkap Surya.
Kondisi yang dialami oleh Tio Pakusadewo ini mirip dengan salah satu jenis stroke yang disebut dengan stroke hemoragik. Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah dan darah bocor ke jaringan otak di sekitarnya.
Melansir Stroke.org, kondisi ini disebut dengan pendarahan intraserebal. Pendarahan ini menyebabkan sel-sel otak mati dan bagian otak yang terpengaruh berhenti bekerja dengan benar.
Penyebab paling umum dari jenis stroke ini adalah tekanan darah tinggi serta penuaan pembuluh darah.
Stroke hemoragik lebih jarang terjadi daripada jenis stroke iskemik. Meski begitu stroke ini bertanggung jawab atas sekitar 40% dari semua kematian akibat stroke.
Baca Juga: Catat, Panduan Makan Sehat untuk Pasien Stroke Seperti Tio Pakusadewo
Melansir NCBI, stroke hemoragik dikaitkan dengan risiko kematian yang sangat tinggi pada fase akut dan subakut. Tingkat kelangsungan hidupnya pun setelah menderita stroke hemoragik adalah 26,7% dalam jangka waktu lima tahun.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Neurology di University Clinical Centre Tuzla, Bosnia and Herzegovina menunjukkan, dari 303 pasien yang dianalisis, sebanyak 82 pasien dinyatakan bisa bertahan hidup setelah 5 tahun dinyatakan selamat dari stroke.
Pasien yang paling bisa bertahan hidup disebutkan berusia 41 hingga 50 tahun, yang mana sebesar 60,5%. Sedangkan paling terendah yang berusia lebih adri 70 tahun, hanya sebesar 9% saja.
Berarti, tingkat kelangsungan hidup jangka panjang secara signifikan lebih baik pada pasien yang lebih muda. Tanpa mereka menderita hipertensi, mengonsumsi alkohol dan mengidap diabetes mellitus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit