Suara.com - Bagi sebagian besar orang musik adalah hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sudah menjadi bagian hidup. Tak hanya memberikan ketenangan, musik sering kali juga mentransfer energi.
Musik juga dipercaya terhubung dengan suasana hati yang cenderung membuat kita merasa bahagia, energik, santai, atau bahkan sedih. Ini juga menjadi alasan mengapa musik telah dipelajari sebagai media terapi.
Terapi merupakan media yang bagus untuk memahami dan mengidentifikasi banyak pemicu yang menyebabkan gangguan mental.
Dilansir dari timesofindia, terapi musik digunakan sebagai bentuk meditasi di mana pasien dapat memasuki kondisi untuk mengidentifikasi masalah tersembunyi dan menyelesaikan dari akar dengan melibatkan rangsangan di otak.
Lalu, mengapa musik menenangkan? musik merupakan media mengurangi stres yang disukai banyak orang karena bisa mengurangi kecemasan dan menenangkan sehingga mampu mengurangi stres, ketegangan, atau kekhawatiran.
Selain itu, kita dapat terhubung dan beradaptasi dengan mudah dengan irama. Apalagi otak kita berkembang pada usia dini untuk merespons dan memproses melodi dengan baik. Itu sebabnya, musik bertindak sebagai media yang kuat untuk mengalihkan pikiran, tubuh, dan otak kita, mengubah suasana hati, dan memengaruhi perilaku.
Bukan itu saja, musik juga bermanfaat untuk menghilangkan energi negatif dan membantu orang berkonsentrasi dengan lebih baik.
Musik juga sering digunakan oleh dokter untuk prosedur medis. Pusat perawatan juga kerap menggunakan musik untuk menenangkan dan memberikan rasa nyaman. Dengan cara tersebut, musik bisa mengatasi kekurangan di otak.
Musik juga membantu proses penyembuhan. Saat kita mendengarkan musik, otot-otot dalam tubuh bereaksi dengan cepat terhadap irama secara otomatis.
Baca Juga: Baik untuk Kesehatan Otak, Ini Manfaat Posisi Tidur Menyamping
Selain itu, menyanyikan notasi musik menggunakan koneksi saraf yang sama yang digunakan saat berbicara. Oleh karena itu, musik dapat secara efektif membantu anak-anak di usia mereka yang sedang berkembang untuk berkomunikasi dengan lebih baik atau membuat pasien stroke untuk berbicara lagi.
Terapi musik juga telah digunakan untuk mengobati depresi, autisme, sindrom Asperger, dan bahkan gangguan stres pasca-kognitif.
Terapi yang memanfaat musik sebagai perawatan melibatkan berbagai alat seperti instrumen, gambar, suara atau bahkan menulis lagu untuk menyelesaikan konflik. Dengan demikian, terapi musik secara efektif bisa membantu orang-orang dari segala usia.
Berita Terkait
-
6 Alternatif Spotify untuk Dengarkan Musik Gratis, Cek di Sini!
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
Azizah Salsha Temukan Ketenangan di Tengah Badai Perceraian Melalui Terapi Sound Healing
-
Kecemasan: Luka Batin Kolektif di Zaman Scroll Tanpa Henti
-
Terobosan Medis! Stem Cell dan Secretome Pulihkan Ginjal Akut?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
Terkini
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak