Suara.com - Warner Bros kembali mengeluarkan film horor terbaiknya, 'It Chapter Two', pada 4 September 2019. Sejak kemunculannya pada 2017 lalu, film ini sudah mampu menarik mata penikmat film horor di Indonesia.
'It' kedua ini mengambil setting waktu 27 tahun kemudian. Ketika para anggota Losers Club, yaitu Bill, Richie, Eddie, Beverly, Ben, Mike serta Stan sudah dewasa dan keluar dari kampung halaman mereka di Derry, Maine.
Banyaknya kejadian pembunuhan di Derry membuat Mike, yang masih tinggal di Derry, menghubungi kelima sahabatnya untuk 'menyelesaikan misi' mereka yaitu mengenyahkan si badut jahat bernama Pennywise.
Pennywise, dengan riasannya yang menyeramkan, mampu membuat anak-anak kecil ketakutan. Meskipun sebenarnya dia sangat manipulatif, karena dapat menarik perhatian anak-anak untuk 'bermain' dengannya.
Di dunia nyata, badut dapat terlihat menakutkan bagi beberapa orang. Terutama yang mengidap Coulrophobia.
Coulrophobia merupakan ketakutan terhadap badut. Di mana pengidap merasa terguncang atau trauma pada pemikiran mereka sendiri tentang badut tersebut.
"Badut memiliki ciri-ciri tidak alami, besar, berlebihan dan terdistorsi. Karenanya tidak cocok dengan pola 'manusia yang aman dan ramah' yang telah terpatri di pemikirian kita," kata Dr Melanie Phelps, seorang psikolog dari Amerika.
Ia menjelaskan, penampakan badut bertentangan dengan penampilan pengasuh dan anggota keluarga yang 'wajah manusia yang aman dan ramah'.
"(Wajah badut) memicu peringatan 'tidak aman atau tidak cocok' di otak primal mereka yang menunjukkan jenis wajah ini tidak dikenal, tidak diketahui, kemungkinan tidak aman, mungkin ancaman dan mereka tidak membaca ekspresi wajah dengan benar karena tidak cocok dengan tindakan maupun kata-katanya," sambungnya.
Baca Juga: Perempuan Ini Punya Fobia Aneh, Takut Pada Michael Jackson
Artinya, otak primal pengidap coulrophobia merasa tidak mengenali penampilan badut yang dianggap tidak nyata, sehingga memberi peringatan untuk waspada.
Terlebih ekspresi badut yang tidak berubah, dengan bibir serta hidung merah mereka.
Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan badut ini berarti bahwa mereka merasa berpotensi sedang di bawah ancaman dan merasa takut, panik dan terancam.
Sama seperti mengobati fobia lain, menyembuhkan rasa takut seringkali tidak mudah, melansir The Sun.
Terapi perilaku kognitif dapat digunakan untuk membantu penderita mengubah pola pikir tidak produktif mereka.
Berita Terkait
-
Rekomendasi Film Horor yang Rilis di Netflix Oktober 2025
-
Ipar Adalah Maut Tayang Jadi Series, MDTV Gandeng Netflix
-
Potret Jacob Elordi sebagai Monster di Film Frankenstein, Intip Trailernya!
-
Angelina Sondakh Bacakan Ayat Al-Quran, Ajak Bertaubat Usai Menonton Film Jembatan Shiratal Mustaqim
-
Pencinta Romcom Merapat! Ini Sinopsis dan Pemain People We Meet on Vacation
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal