Suara.com - Berpulangnya Presiden RI ketiga, Bachrudding Jusuf Habibie, membuat Indonesia kehilangan saah satu putra terbaiknya. BJ Habibie meninggal akibat gagal jantung di usia 83 tahun pada Rabu (11/9/2019).
Sebelum meninggal akibat gagal jantung, BJ Habibie memang sudah menderita sejumlah penyakit sejak muda. Salah satunya, dia pernah mengalami masalah saluran pernapasan utama yakni bronkitis padda 2017 silam.
Saat itu, Habibie menderita batuk parah hingga dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto. BJ Habibie harus menjalani pengobatan intensif dan beristirahat maksimal.
Setelah sembuh dari penyakit bronkitisnya itulah, BJ Habibie kembali dikarkan jatuh sakit akibat penyakit jantung sampai akhirnya meninggal dunia. Lantas, apakah ada hubungannya bronkitis dengan penyakit jantung BJ Habibie?
Melansir dari Medical News Today, orang yang menderita infeksi saluran pernapasan ringan maupun berat memang lebih berisiko terserang penyakit jantung.
Tim peneliti dari University of Sydney di Australia telah menyelidiki hubungan antara infeksi pernapasan dengan risiko penyakit jantung. Studi menemukan bahwa infeksi pernapasan seperti pneumonia, influenza dan bronkitis lebih mungkin meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa infeksi saluran pernapasan bisa memicu serangan jantung. Secara keseluruhan, 17 persen pasien mengatakan memiliki gejala infeksi pernapasan hingga 7 hari sebelum serangan jantung.
Sedangkan, sebanyak 21 persen pasien lainnya mengalami infeksi pernapasan dalam 31 hari. Artinya, risiko serangan jantung pada pasien infeksi pernapasan ringan 13 kali lebih tinggi dari rata-rata.
Sebaliknya, risiko serangan jantung 17 kali lebih tinggi dalam 7 hari pertama setelah infeksi saluran pernapasan.
Baca Juga: BJ Habibie Pernah Idap TBC Tulang, Apa Hubungannya dengan Penyakit Jantung?
"Alasan mengapa infeksi pernapasan dapat memicu serangan jantung karena peningkatan kecenderungan pembekuan darah, peradangan, racun perusak pembuluh darah dan perubahan aliran darah."
"Pesan kami, orang perlu menyadari bahwa infeksi pernapasan bisa menyebabkan masalah koroner," jelas Profesor Tofler, ahli jantung di University of Sydney, Rumah Sakit Royal North Shore dan Heart Research Autralia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya