Suara.com - Berkat Teknologi, Penanganan Penyakit Jantung Bawaan Tidak Perlu Operasi.
Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung, termasuk jantung bawaan pada anak.
Dokter Spesialis Penyakit Jantung dan juga Ketua Terpilih PERKI, dr. Radityo Prakoso, SpJP (K), FIHA mengatakan, penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan masalah yang cukup menjadi perhatian dalam kongres AFCC tahun ini, karena merupakan kelainan pada struktur jantung yang dialami sejak lahir.
“Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease, CHD) merupakan kelainan baik pada struktur maupun fungsi jantung yang didapat sejak masih berada dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung. Akibatnya, dapat terjadi gangguan aliran darah di dalam tubuh pasien; misalnya terjadi sumbatan aliran darah, atau darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya,” ujar dr. Radityo saat ditemui Suara.com, Jumat (20/9/2019).
Dewasa ini, sambungnya seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran, khususnya dalam bidang intervensi kardiologi anak (interventional pediatric cardiology), sebagian anak penderita PJB tidak perlu lagi mengalami operasi atau pembedahan terbuka.
“Sejak beberapa dekade terakhir, metode pilihan utama untuk menangani kasus PJB tertentu adalah prosedur intervensi menggunakan kateter (transcatheter closure). Intervensi menggunakan kateter memiliki beberapa keuntungan di antaranya risiko/ komplikasi operasi yang relatif lebih rendah, masa rawat di rumah sakit dan waktu pemulihan yang lebih singkat, serta biaya yang lebih murah," paparnya.
Selain itu, waktu pengerjaan tindakan juga lebih singkat. Data prosedur intervensi dari 13 rumah sakit di Indonesia menunjukkan terdapat sekitar 4.912 prosedur intervensi yang dilakukan di Indonesia antara tahun 2013-2016. Dari total tersebut, sekitar 29% (1.405 prosedur) dilakukan di RSPNJHK.
"Beberapa PJB yang sering ditemukan, seperti PDA (patent ductus arteriosus), ASD (atrial septal defects), dan VSD (ventricular septal defects) dapat dikoreksi dengan menggunakan ‘perangkat’ berupa Coils atau Amplatzer Occluder. Namun, tidak semua jenis CHD dapat diatasi dengan intervensi non-bedah. Pada jenis CHD yang kompleks, intervensi bedah akan diperlukan," jelas dokter Radityo lebih rinci.
Baca Juga: BJ Habibie Pernah Idap TBC Tulang, Apa Hubungannya dengan Penyakit Jantung?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda